December 27, 2013

Singa Pekerja, Tetap Menjadi Raja Dimana Ia Ada

Rasa tidak nyaman dalam pekerjaan pasti ada, rasa tidak terima dengan hasil yang di kerjakan apalagi, lebih membosankan, kemudian ditambah dengan hasil kerja yang dinikmati oleh "bos", justru lebih menggerogoti hati.

Ya inilah resiko nasib seorang pekerja yang menjual tenaga dan pikirannya untuk perusahaan, Ya jalan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya harus dijalani meski beban berat harus ditanggung. 


Masalah gaji yang selalu kurang pasti menjadi salah satu kendala untuk tidak terima, kemudian belum lagi jika persaingan antar sesama pekerja, saling cari muka didepan "Bos".

Ah, itu bukan tipe ku. Dalam kondisi seperti ini saya harus terus belajar dan berusaha untuk menyikapi semua dengan kedewasaan pikiran, tidak hanya peduli pada perasaan ketidakterimaan yang selalu menggerogoti. Bukan berarti lari dari masalah, tapi bagaimana kita berfikir lebih maju.

Masalah gaji memang jauh kita dengan para, pejabat diatas kita kususnya para pemilik perusahaan, masalah pekerjaan, porsinya pasti lebih banyak kita yang jadi bawahannya. Itu sudah hukum rimba kehidupan.

Namun, Singa tidak akan menjadi raja hutan jika ia tidak berada dirimba yang kejam. Singa akan menjadi babu dan binatang hiburan ketika berada disirkus dan penjara kebun binatang. Sama halnya kitika sesorang menjadi Singa dilingkungan sebelumnya, dan justru menjadi manusia hiasan untuk menghibur banyak orang.

Singa tetap akan menjadi buas dan raja di lingkungan mana pun ketika dia tetap menunjukkan taring dan karakternya sebagai raja rimba. Dan Singa tersebut juga bisa menaklukan lingkungan barunya dengan raungan dan karakter buas yang ia miliki, orang tidak akan mempermainkannya. Jika Singa tersebut berhasil mempertahankan karakternya dilingkungan baru tersebut, maka ia akan tetap menjadi raja di rimba baru yang modern.

Disinilah seorang pekerja yang hanya menjual tenaga dan pikirannya harus menjadi Singa di lingkungan barunya. Tetap mempertahankan karakter dan tujuan awal ia bekerja, tak peduli gaji masih pas-pasan, tak peduli cacian dan cibiran beberapa orang, yang penting mempertahankan karakter untuk terus berkarya, menunjukan taring -taring kreatif dalam pekerjaan diluar tugas yang sudah diemban.

Menyikapi persaingan sesama teman pekerja, menjadi persaudaraan, suatu saat saingan ini bisa jadi rekan untuk bekerjasama, dan tidak menuntut kemungkinan, "Bos" juga akan menjadi rekan kerja.

Jadi bagaimana keadaannya, sekarang tetap tunjukkan diri dalam bentuk karya-karya yang bisa dilakukan semampunya, dan pantang menyerah, sebelum tujuan tergapai. Dan pada titik tertentu akan ketemu sama "bos" jika mereka mau bekerjasama dengan karya yang kita punya.

Dan kelemahan seseoarang seperti saya adalah tergiur hal baru, satu belum selesai dengan hasil yang memuaskan sudah pindah pada bidang yang lain. Untuk sekarang tubuh yang hina ini harus tetap istiqomah untuk berkarya, berbagi informasi kepada semua, dengan niatan yang lebih mulia. "berbagi" tidak hanya sebuah karya yang menghasilkan keuntungan finansial, tapi juga persaudaraan yang menghasilkan persaudaraan, pendidikan kepada yang lain, untuk memberi jalan kebahagiaan.

Semangatlah Singa pekerja, Tunjukan taringmu pada saat yang tepat, jangan ceroboh dan tergesah-gesah, karena sang majikan bisa saja melumpuhkan mu dengan cara membiusmu dan memberikan kenyaman, pekerjaan dan fasilitas yang ada. Tetaplah diam Wahai singa pekerja, ketika waktunya sudah pas disitulah, tunjukkan taring garangmu.

No comments:

Post a Comment