December 24, 2013

Daka, Rasa dalam Isyarat


Beberapa hari sebelumnya, Daka memang ada maksud hati untuk mengungkap apa yang dia rasakan selama ini, namun karena adanya  kepentingan yang tak terduga sehingga tak tersampaikan. Niatan mencari ketenagan hati tapi tak sampai, namun ada suatu isyarat yang menuntut untuk terus bertahan dan terus berjuang sampai semua maksud tersampaikan, hanya itu saja...!!!

Hati kecilnya berbisik, "Tapi etikad baik, belum tentu baik bagi orang yang kita tuju. Kadang kebaikan bagi kita justru menyakitkan bagi yang lain, jadi perlu adanya suatu garis keselarasan antara keduanya jika memang ingin mencari bahagia". Daka selalu mengdengarkan kata hatinya ketika suatu yang ingin ia gapai belum tersentuh keberhasilan.

Kepastian yang Daka harapkan menjadi ketenangan tersebut justru menjadi gelisah tersendiri, namun dalam dirinya "pikiran tetap harus menghibur hati yang gelisah, tubuh pun mendukung perintah logika untuk tetap berusaha". Baginya pikiran tak punya kegelisahan, pikiran hanya punya lelah, hati yang menyimpan gelisah.

Ya, sebuah kepastian untuk isyarat-isyarat yang selama ini sudah tertuang dalam kata dan tingkah. Tanda-tanda yang seakan bahwa "aku memang ada untuknya", dan demi sebuah kata bahagia, ketenangan hati, semangat tersendiri, juga tanda harapan akan keberadaan untuk bersama menuju jalan ibadah yang sempurna.

"Ah, semua masih tanda dan isyarat, bulum ada ungkapan kepastian, sekali lagi hanya tanda". Kesimpulan Daka atas semua hubungan tidak langsung yang ia lakukan.

Hari itu ternyata Daka mendapat kesempatan untuk menemukan jawaban atas semua isyarat tersebut. Ia  coba untuk menghubungi, dengan obrolan seperti biasanya. Tanpa ungkapan atau pertanyaan yang mempertanyakan kepastian tersebut, jawaban pun terungkap dalam beberapa kalimat isyarat pula.

Setalah obrolan yang penuh canda, justru ia merasa ada yang berbeda. "Ya, rasanya memang ada yang pergi padahal belum pernah kita miliki, rasanya ada yang hilang padahal belum datang"

Itu hanya sebuah rasa, itu hanya isyarat pula, atas kedaan.

Dalam diam hamba tersadar, usaha pasti ada gagalnya, tak semua keberhasilan diperoleh sempurna, tak semua yang kita harapkan akan terwujudkan, yang paling jelas dan pasti adalah proses dalam usaha tersebut, namun hasil belum bisa kita pastikan.

********______********

Sosial media hanyalah tepat untuk menaruh isyarat, tanda dan do'a, namun kenyataan tetaplah harus kita buktikan sendiri dengan tingkah.

"Yups, rasa bahagia, senyum-senyum sendiri, merasa ada yang memperhatikan, menemukan semangat dari seseorang". Semua memang sering dialami, Daka ketika ia bermain sosial media.

Daka sendiri memang orang yang cukup aktif di facebook, bisa dibilang hampir 24 jam akunya terus hidup meski orangnya sedang tidur. Facebookers yang satu ini seakan menaruh kehidupan nyatanya dalam maya, pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya pun dari dunia maya, hiburan dan curhatanya pun dalam tertuang dalam deretan statusnya, samar do'a-do'a pun tersisip. Mengelola banyak group dan fanspage untuk berbagi informasi dan mempermudah menyelesaikanya dalam tanggung jawab pada perusahaan.

Tak terkadang Daka punya kedekatan pada seseorang yang ada dijejaring sosial tersebut. Sebuah akun yang membut dirinya merasa berbeda, merasa jadi orang spesial, namun sekali lagi Daka memahaminya itu adalah bahasa isyarat yang tertuang dan butuh banyak penafsiran serta masih sangat butuh untuk dipastikan.

Padahal sebagai seorang facebookers, Daka pun sempat mengalami tiga kali salah memahami bahasa isyarat tersebut.

masih banyak yang kurang untuk dituangkan...!!!

No comments:

Post a Comment