August 27, 2012

Hancurnya Generasi Lewat Narkoba

Kenapa kenikmatan semata melarutkan mata 
Menghancurkan segala arah syaraf harapan dan cita
Otak tergoyang dalam lamunan kenikmatan
Butiran kecil harapan pun tersingkirkan

Sampai titik putusnya pembulu darah 
Selesai sudah tugas nyawa mengemban tubuh
Saat keluarga menjadi haru
Kadang pun sedikit haru tiada ragu untuk tiada tercermin

Ganja, pil anjing gila sampai pada larutan kimai
Cara mereka melepas masalah
Luapkan hati gundah
Frustasi akan kondisi diri

Hancurlah generasi negeri
Musnah harapan perbaikan bangsa
Alat pengeksploitasian penguasa
"penjajahan" semua adalah semata  

28 Agustus 2012

August 25, 2012

Keniscayaan

Cukup malam dalam kesalahan
Tiada mustahil berharap cahaya datang
Denting gelap ketidakbisaan
Cukup modalkan menanam benih sabar

Esok yang kaui tuliskan jadi kenyataan
Itu sudah keniscayaan, ribuan tahun pun telah berjalan
Entah jika itu diluar kata "biasanya" apa pun bisa
Kemustahilan bisa kenyataan, kenyataan bisa kemustahilan

26 Agustus 2012

August 24, 2012

Pendidikan Penghisapan

Ku tahu pendidikan itu penting...!!!
Haruskah pendidikan menjadi ajang peradapan..??
Memang harus....

Kenyataan memeang lebih pahit dari konsepsi
Keinginan lebih indah dari kenyataan
Kepandaian lebih utama dari kebodohan
Kepandaian bukan segalanya
Tapi kemandirian adalah segalanya

Kenyaan pendidikan yang dikomersilakan, lebih kejam dari pembunuhan perlahan
Belajar bertahun-tahun apa guna...
Nasib juga sama saja


Meski treliunan uang negara sudah dihamburkan, puluhan juta uang orang tua dikorbankan
Entah kemana nasibnya...!!
Imbalan jasa pendidikan tujuh jam, bukan jaminan kemandirian generasi
Sampai revolusi sistem pun akan tetap begini
Sebelum semua merevolusikan diri 

Sebelum semua, penghisapan semata
Berselimut kemapanan, slogan bualan pembuat kebijakan

Jombang 24 Agustus 2013

Langkah Sempurna

Ku bangun mimpi atas harapan 
Sebuah kenyataan untuk jauh kedepan
Mewujudkan senyuman jutaan orang
Sampai pada ujung ketidakberdayaak ku usahakan

Ku lapisi hati dengan semangat kristal
Ku bentuk pondasi langkah dengan catatan sejarah
Ku jalankan dengan ukiran peradapan

Masuki setiap celah dengan senyum sempurna
Harapan biarlah bermekaran
Sampai saat menjadi kenyataan
Bukan hanya itu pengharapan
Setiap pori langkah menjadi kepuasan
Berpacu bersinar menjadi keiklasan 

24 Agustus 2012

August 23, 2012

Jika Ku Sempat

Semangat untuk menujut munajat
Pencapaian setengah jalan
Sampaikan salam kedamaian
Atas hati penuh kegelisahan

Tiada kata yang mampu menghibur
Tiada benda jadi pelibur
Tiada tingkah lupakan asah

Tuntutan atas kebutuhan ketenagan
Tingkatkan keyakinan
Capailah dalam renugan
Sampai titik kepuasan

Tiada semangat mereka yang setengah
Atas semua yang telah tercipta
Tiada terbayar semua, fasilitas alam semesta


Detik Kering

Dalam denting detik kekeringan
Panas membakar semesta alam
Mungkin cuma pikaranku yang tak karuan
Memikirkan yang bukan-bukan

Diriku anak dari keprihatinan
Berkembang dalam kesulitan

Alamku dalam bumiku dalam kekeringan
Entah ulah siapa yang pasti saudara
Mereka sesama manusia yang serakah
Atau mereka yang sulit untuk kerja

Mereka yang susah untuk memnuhi perutnya
Rela melakukan pernjarahan hutan
Hidup diambang kematian
Merekalah kambing hitam keserakahan

23 Agustus 2012





August 22, 2012

Panas Ketidakterimaan

Dalam panas terik siang
Sadarkan akan keterasingan
Mengalir dalam keringat ketidakterimaan
Mencapai titik paling menjenuhkan

Kulit tersa teriris
Mata berkunagan fatamorgana
Sampaikan dirinya siap merenggut nyawa

Dalam kering tenggorokan
Isyaratkan peristirahatan 
Membutuhkan basuhan minuman dingin menyegarkan
Tapi semua tiada

Hati terasa sesak
Jantung enggan berdetak
Otak hampir membludak
22agustus 2012


Alam Raya, Maaf

Dalam kejam mencapai sepi
Ku haturkan berjuta permintaan
Pada Penguasa alam raya
Maaf hanya kata yang tertuang dalam gelora

Maaf untuk alam semesta
Hamba hina penuh kemaksiatan dalam penghianatan
Menginkari keniscayaan
Hamba penuh dusta mengkebiri semua yang telah tercipta
Hamba penuh ragu melangkah menuju jurang pembunuh

Kepada sesama aku lebih hina 
Tak mampu berbuat apa malah mengatainya
Kapada sesama menghujam derita
Kepada mereka aku malah membuatnya kecewa


22 Agustus 2012

August 21, 2012

Uasaha Kejayaan

Dalam kejenuhan kutulis kegundahan 
Dalm lamunan ku pikirkan berjuta permasalahan
Dalam kesipian berjuta hambatan terhadang
Dalam belenggu ku mati kaku

Sampai dimana ku bertahan
Dalam keyakinan ku kerjar kejayaan dan peradapan
Dalam kebutuhan ku gapai kesejahteraan

Berjuta kepala bernasib sama 
Bertubi-tubi duka menyelimuti jiwa
Kegagalan membendung pikiran
Sampai titik ketidak berdayaan

Ku tunggu keniscayaan di persimpangan
Sampai saat masa kejayaan 
Ku sampaikan kabar kegembiraan
Pada mereka yang penuh pengharapan

Ku kumpulkan kekuatan untuk kebangkitan
Sampai perlawanan yang menghasilkan
Ku siapkan kekuatan keyakinan sebagai awalan
Berjalan bersama tindakan yang masih di angan
Sampai pada saat penjalan
Ku yakin semua menjadi kenyataan

21 Agustus 2012 

Mengejar Fitri

Dalam fitri mencari suci mengejar Ridho illahi
Terpaku dalam titik sepi
Tanpa henti merefleksi
"apa yang terjadi setahun ini"

Berjuta salah tanpa tanda kata
Berjuta dosa berbentuk tingkah
Semua menyelimuti daging yang hina
Berlumur darah kecewa "mereka"

Tangan tak akan meraih maaf
Kaki melangkah tanpa menggapai rela
Ucapan kata "maaf" hanya sampai dilidah
Semua salah tiada sampai
Kecuali sesama telah rela, atas tingkah durjana 

Entah bagaimana cara?
Usaha lebih nyata
Meski kerelaan tiada ukuranya
21 Agustus 2012
 
 

August 17, 2012

Tiada Persimpangan penghentian

Ku berlari jauh kedepan 
Terhenti di persimpangan 
Jurang curam yang sebelumnya tidak kelihatan
Kehidupan memang sulit untuk dipikirkan keseluran
Kehidupan harus dijalani dengan senyuman

Bukan kepuasan atau titik kebanggaan
Sumua tiada henti kecuali mati
Semua akan sirna dalam waktunya
Ku bertanya apa dan dimana kehidupan
Tak hanya selesai di persimpangan jurang

Jurang kan tersebrangi dengan jembatan
Apapun halangan bukan sulit, cuma enggan
Apa pun kesulitan bukan tidak bisa tapi belum mengerjakanya
Aaah kecewa yang kau terima...

Bukan, bukan itu, mari berlari
Sampai nyawa terhenti
Mari terus menggali 
Untuk semua perbuatan terpuji.....
 17 Agustus 2012

Kemerdekaan Sudah Mati

Kemerdekaan yang dusah tua
Tak mampu membendung mereka yang menghisapnya
Tak mampu melawan kehancuran negaranya
Tak mampu melumpuhkan penyakit bangsanya

Tingal menanti kematian bangsa
Saat ketidakadilan dilegalkan
Saat penghisapan dilindungi kebijakan
Saat pemerasan berkedok bantuan

Usia senja entah sudah dimana?
Semangat perubahan untuk kesejahteraan
Semangat berkarya agar tidak terjajah
Semangat bertahan dalam perlawanan

Inilah nasibku dan negeriku
Budak dalam bangsa sendiri
budak ditanah sendiri

Kemerdekaan sudah mati Tuhan...!! 

17 Agustus 2012
 
 

August 16, 2012

Kesalahan menjadi Mahasiswa Semester I

kesalahan mahasiswa:
semester I
1. Belum punya kepentingan secara pasti untuk kuliah
2. Salah tujuan dalam kuliah (abstrak)
3. Tidak mengetahui akreditasi jurusan
4. Tidak mengetahui mekanisme pembelajaran
5. Banyak pengarahan yang tidak disaring (telan mentah-mentah)
6. Nurut apa kata senior, meski salah
7. Meminta banjet setinggi-tinggginya uang saku
8. Banyak barang tidak penting yang dibeli

9. Mengikuti kegiatan yang kurang penting (iven ospek)
10. Buta tujuan kampus
11. Mudah terprovokasi
12. Yang penting ikut
13. Keinginan pulang tinggi (apa2 ortu)
14.Cari sensasi
15. lupa tujuan (Kepentingan dapatkan pacar)

Merdeka Untuk Siapa?

Jalan penuh merah dan putih
Semangat kemerdekaan tanpa terbendung
Satukan nusa mencapai merdeka
Itu... Tahun 1945
Sekarang penuh tanda tanya...???

Entah memang di sengaja atau ciptaan penguasa
Arti merdeka bukan untuk elit saja
Perayaan sekedar upacara
Pejabat pemerintah yang di gaji negara 

Selainya entah apa...?
Ada atau tidak kata merdeka sama saja, hidup dalam susah
Ada tidaknya negara sama saja hidup penuh rasa derita
Serba kurang untuk kebutuhan, dan penuh kambing hitam yang belang

Apakah merdeka hanya milik mereka
Apakah sejahtera hanya milik penguasa
Akah hidup harus menipu untuk bertahan
Apakah bertahan harus penghisapan

Penjajahan bukan orang lain
Penjajahan dalam bentuk lain
Semua sama sebelum 1945
Hanya bentuk yang berbeda

17 Agustus 2012
 
 

Kekecewaan dalam Kemerdekaan



Sore yang cukup cerah, musim sedang kamarau, udara lebih sejuk jika sore hari, sang kakek tua duduk termangu di teras menatap kedepan halaman rumah. tepian jalan berderet benderah merah putih, lambang peringatan Kemerdekaan telah lama di mulai. Tatapn kecewa akan nasib dirinya dan bangsanya, lusuh layu, secuil semangat pun entah kemana.

Sanga saka merah putih yang kusut dan kusam, sudah puluhan tahun tetap dipajang saat-saat seperti ini. Momentum bersama dan anjuran aparat desa, setelahnya terlipat dialmari.

Dalam hening diriku memcoba menghibur "kakek, tua-tua kok melamun" dengan sengaja terlontar kata.
senyum lesu, beliau lontarkan untuk mencoba menhiburku.
"Aah ada apa cung" jawab sikakek dengan muka cukup bijaksana, meski muka sudah tua renta.

"kenapa scih" sahutku dengan lugu.."kakek menatapi bendera itu.? dan kenapa benderanya g' di danti yang baru saja, kan sudah kusut dan g' karuan bentuknya"  cercah ku bertubi-tubi

"Itu perjuangan dahulu cung" jawab beliau dengan serius "dulu masang benderah kayak gini sudah nyawa taruhanya, tidak seperti sekarang bendera mau di taruh mana saja, bahkan jadi kain pel, sungguh miris" wajah penyesalan begitu terlihat, kekecewaan yang mendalam dalam gelap kemarahan.

"kondisi bangsa sudah jauh dari kata merdeka cung, kau akan tahu dari mereka: para buruh, petani gurem (masyarakat kecil), dari merkalah sebenarnya ukuran merdeka, jika kaum pekerja sudah sejahterah barulah bisa dikatakan bahwa bangsamu merdeka" Kakek bercerita seakan berpesan  bahwa sekarang bukan ukuran kemerdekaan, sekarang hanya kulit dari efek sejarah, isi dan subtansi dari merdeka entah kemana??

Pesan singkat yang cukup menggugat, belum lagi kita mengaca pada kebobrokan sistem pemerintahan, pendidikan, ekonomi, bahkan dalam sistem keagamaan. banyak pecundang birokrasi mencuili anggaran rakyat sampai habis. Rakyat hanya bisa tahu jumlah dan angka itu pun kalau mau bertanya.


August 15, 2012

Kemerdekaan Sia-sia

Saat iringan langkah menuju rumah desa
Berderet bendera tanda peringatan 45
Semangat dalam catatan sejarah untuk kemerdekaan bangsa
Merah simbol darah putih simbol tulang 
Kekuatan untuk dalam tubuh negara
Ruh adalah semangat sejahtera bersama
Tertuang dalam silanya kelima

Apa di balik sebuah peringatan...??
Sejarah puluhan tahun
Penyakitnya benahun
Penyakit: moral, harga diri, nafsu birahi, sampai pada kecanduan teknologi dan menindas saudara sendiri

Apa arti bendera bangsa, ?
Apa arti ruh Idiologi

Tubuh bangsa yang merdeka tak bisa apa-apa
Penyakit yang sama dengan obat perjuangan yang beda
Penyakit yang sama dengan bentuk yang lebih bijaksana
Menghegemoni, menghancurkan tanpa dirasakan
Mematikan sampai pada sendi pemikiran

Dimana cita-cita mulia pengorbanan darah..??
Harapan generasinya hidup mulia
Nasibnya sama adalam bungkus yang berbeda
Penjajahan pengusa melalui tangan modal dan budaya

Maafkan generasimu melupakan inti perjuangan 
Kami dalam keadaan sama dengan dulu yang demikian
Terjajah dalam sistem negara
Terbelenggu dalam kebijakan
Termatikan dalam kesadaran

15 Agustus 2012
 

Kemerdekaan Fatamorgana

Ku dikenal jutaan kepala bukan harapan
Ku jadi  ucapan jutaan kata bukan tujuan
Ku gapai gemilang harta bukan cita
Ku penuhi hasrat, bukan itu yang tersurat

Semua memang ingin tercapai
Semua memang ingin diraih
Tapi sekali apa kita penah bertanya pada hati
Sedang apa kita disini..?

Penahkah kita bermimpi untuk apa semua ini
Meski diri ini masih dalam jurang kemiskinan bukan kekayaan sebagai harapan
Meski suasana hati mudah berubah ku harap mereka tahu dan bisa menghadangku sebelum ku melakukanya

Pastikan semua  bertanya untuk apa aku dan semua
Kita bercita untuk semnyum bangsa
Senyum tanpa: terpaksa, murka, kecewa dan amarah
Senyum sejati: hidup damai, makan tercukupi, kesehatan terpenuhi, pendidikan dilakasanakan tanpa paksa, pekerjaan menghasilakan karya, upah kehidupan sejahterah.

Semua pasti tidak suka dengan kaum serakah 
Semua pasti akan marah haknya di jarah
Semua pasti menaruh dengki

Untuk apa marah untuk apa dengki...??
Jika kehidupan tetap seperti ini
Untuk apa gelisah, untuk apa tidak terima
Jika kehidupan tetap terjajah
Untuk apa bangga jadi warga Indonesia 
Jika kemerdekaan yang ada adalah fatamorgana

(singga sana ortu) 15 Agustus 2012

Pilihan Melupakan

Dalam perang ku bawah pedang 
Ku hunus menembus angin berhembus
Sampai pada jari-jari rasa haus
Haus akan darah dan nyawa 

Meski tak ku tahu makna perlawanan
Tubuh di depan tiada keraguan
Semangat membakarku dalam api perjuangan
Meski ku belum tahu apa itu perjuangan

Seluruh tubuh tertumpah dalam semangat membara
Meski pikiranku belum tahu apa itu arti merdeka 
Seluruh suara ku teriakan pelawanan 
Meski hatiku penuh dengan kasihan

Entah belum kutemui semangat demikian 
Dalam detik kekinian
Dalam diri yang masih penuh kebimbangan
Meski pikiran berpegang keyakinan

Saat kepercayaan tubuh harus di depan
Kekawatiran langsung menghujam "akankah aku mampu dalam kepemimpinan"
Sungguh dalam kebodohan kupilih lari bersembunyi dalam barisan
Ku bersembunyi bukan tanpa arti, ku bersembunyi agar mereka mengerti
Semua salah: ku tak bisa mengajak mereka, ku belum mampu mendidik mereka, ku belum mampu menunjukan apa yang aku harapkan "kesejahteraan kehidupan" 

Bahkan diriku seakan hilang, bahwa diri telah perang... 
15 agustus 2012
 
 

Tidak Berdaya Atau Melawan

Dalam ketidakberdayaan apa yang akan aku kerjakan
Dalam keheningan apa bisa ku buatkan 
Dalam sepi ku gunakan diri untuk evaluasi
Sampaikan diri sampai disini

Titik henti dimana akan selesai
Sampaikan ketidakberdayaan 
Semua dalam satu naungan
Penjajahan dalam pikiran

Sampaikan dalam satu pilihan
Melawan atau bertahan dalam keterasingan

Dalam pilihan ada beban
Penggungan semua atas tujuan mulia

Sampaikan semua dalam pilihan
Sampaikan semua dalam perlawanan
Sampaikan diri sampai selesai
Perjuangan sampai titik henti

15 Agustus 2012

Segera Tanpa Tunda

Ku tak akan lari meski maut du ulu hati
Ku tak akan peduli meski sakit menguasai nadi
Ku tak akan goyah meski harus korban
Sampai saat titik berhenti dengan sendiri

Kristal keyakinan coba ku benturkan
Menghadapi kenyataan, semakin hancur atau diriku yang enggan

Sampai dalam jurang kebuntuhan
Tetaplah diriku dalam jenuh
Ku tatap sinar cahaya...
Mengkristalkan semangat sisa-sisa


Keraguan menghujam aku yang tersia-siakan
Kejenuhan dan kemalasan menjadi satu bagian

Ku ambil pedang keyakinan 
Ku mantapkan dalam pikiran
Semua harus segera dilakukan
17 Agustus 2012



 

August 14, 2012

Diriku Siapa....???

Ku muntahkan kenyamanan dalam ketidakpastian
Ku luapkan keheninggan dalam kesunyian
Ku matikan semangat dalam keputusasaan
Ku hancurkan kemerdekaan dalam penindasan

Entah manusia akan berbaicara apa....??
Ini kehidupanku yang ada
Sampai setetes darah harapan pun tak ada

Terlalu singkat ku diambang kebosanan
Terlalu dekat ku dengan kenyamanan
Terlalu ku puja dewa penguasa
Sampai ku tidak tahu siapa diri sebenarnya...!!!

14 Agustus 2012
 
 

Jalan Tak Lurus

Jalan skehidupan tiadalah yang lurus
Sekuat apapun bertahan dalam kelurusan
Semua pasti ada tikungan 
Perlahan atau menghujam
Itu kenyataan

Bagi meraka yang menempuh jalan lurus
Menjadi kesesatan dalam pandangan
Mereka yang bertahan, mampu melihat keadaan
Demi ketahanan untuk perjuangan kehidupan.
 
27 Agustus 2012

August 13, 2012

Kenyaman Jurang Penindasan

Ku muntahkan kenyamanan dalam ketidakpastian
Menjijikan dan mengharuskan kemerindingan
Mematikan nafsu serakah pada makanan di depanya
Ku berhasil menghentikan penindasan mereka yang lapar untuk sementara

Sengaja ku  paksa diri
Sampai kapan aku tidak peduli
Tubuh berisi duri berserakan
Berkarat kesombongan
Hak mereka yang ku masukan


Kematian hati, kesombongan pikiran
Keangkuhan jiwa, sikap semena-mena
Dalam hidup keseharian

Andai mereka menuntut, nyawa harus bertekuk lutut
Darah tak mampu membasuh gelisah

Ku butuh mereka maafkan 
Ku butuh senyuman mereka yang dalam keterasingan
Ku butuh tawa mereka yang gelisah
ku butuh belaian mereka dalam ketertindasan

13 Agustus 2012

Bangkai Diri

Semangat entah lari kemana
Pergi entah kapan kembali
Tubuh terbaring lesuh dan layu
Tiada daya menggapai butuh


Sampai ku rasa bangkai masih bernafas
Terpikir untuk kembali
Hanya penyesalan yang ku temui

Cita-cita tergantung dialam nyata
Tubuh lemah tak mampu menggapainya

Belum menghadapi musuh yang menyelimuti
Mengahalangi diri untuk mencapai

Sungguh bangkai diri, kapan aku mati..!!! 

August 12, 2012

Pendidikan Mengkredilkan

Kau bumkam ketidakadilan dengan pendidikan
Pengarahan untuk menjatuhkan
Jurang lebat penderitaan
Matikan kesadaran dalam perkawinan ketidakpastian

Andai ku lepas lebel, hujatan yang tak mampu ku bendung
Andai ku singgah tak mampu ku menahan derita orang tua
Andai ku bertahan kurasakan semua pengkredilan 

Adakah pilihan yang lebih menjanjikan 
Harapan ku gantung di pohon keraguan
Cita-Cita ku sandarkan dalam derita
Saatnya ku tuai buah busuk penjajahan

August 11, 2012

Kampus: Tanpa Jawaban

Kampus, sudah setengah siang hamba sampai, menempati janji untuk kebaikan dua pribadi. Suasana yang cukup legang karena hari ini adalah hari terkhir untuk KRS-an, ditambah bulan puasa. Cukup berbeda dengan kemarin, tiga hari sebelumnya carut-marut mahasiswa mondar-madir memburu tanda tangan silih berganti, seperti kaum semut menemukan gula.

Sesampai di kampus langsung ku temui kawan yang dari kemaren kita sudah janji, tepat di selatan perpus pusat, sebelah pintu masuk parkiran sebelas selatan. Dengan tubuh gegap dan sedikit gemuk memandangku dengan semangat seakan menemukan harapan, Diselah matanya yang masih kuyup dan sedikit memerah mungkin semalam juga sama bergadang.


"Ko' agak lama!!" sapanya dengan riang

"dari tadi nunggu ya?" sahut ku, bukan malah menjawab pertanyaan dia
"Biasa agak kelamaan tadi dikamar mandi" ku coba tuk menambahi penjelasan yang memang sengaja ku samarkan agar dia tidak terlalu larut dalam kecewa.

"Uda bisa g' mandi gitu ko' masih lama di kamar mandi" ejeknya dengan senyum menghibur.

"boker" jawabku dengan singkat.

"ha ha", "ha ha"

kita tertawa bareng

"Ayo cepet jangan kebanyakan tertawa nich masalah lum juga selesai" sekilas dia memecah dengung tawa. Aku pun tersadar untuk cepat mengikuti dia.


Kami berdua menuju faklutas tarbiyah yang tidak jauh dari tempat kami bertemu sekitar 50 meter. Fakultas tempat birokrasi mengatur sistem perkuliahan untuk menghasilkan out put seperti kita, entah jadi manusia seperti apa...??


Disana kami menemui sekretaris jurusan, di ruang kerjanya yang waktu itu masih lumayan sepi hanya ada satu staf dan beliau, entah  kajur juga belum datang, mungkin sesuai kebiasaan beliau datang lebih siang dari mahasiswanya.


Setelah menengok dari pintu, sudah kelihatan beliau, kami langsung masuk, menghadap kemejanya.


"Ada yang bisa dibantu?" sambut beliau.

"Kami cuma memastikan kenapa mata kuliahnya ko' belum dipasarkan?" jawab teman disamping, dengan nada sedikit kecewa dan penuh harapan.

"Kemarin sudah kita ajukan ke pihak puskom, namun entah ko' belum dipasarkan" Penjelasan beliau dengan harapan kami bisa tenang tidak banyak protes.


"bagimana pak?, ini sudah hari terkhir KRS, masak kami harus sia-siakan uang bayar satu semester namun tidak mendapatkan hak". sahut ku dengan nada sedikit tidak terima atas kinerja pihak birokrasi.


"Sabar, pasti kami bantu" sahut sekjur, dengan muka datar dan sedikit membuka senyum untuk coba mengontrol emosiku. 


Dalam pikiranku menghujam "memang sudah menjadi pekerjaanmu untuk melayani kami, karena engkau di gaji juga dari uang kami" untung hati masih bisa mengontrol emosi, disisi lain masih puasa. andaikan tidak entah jadi apa?.


Dalam kebingunan suasana kita sempat hening, berfikir jalan yang mungkin bisa menjadi solusi untuk kebaikan bersama. Tercuap dalam ucapanku "bagimana kalu kita transfer mata kuliah ke jurusan lain, PGMI atau P.IPS" dua jurusan yang kebetulan satu fakultas dan memasarkan mata kuliah yang kami butuhkan.


"Bagaiman mekanismenya pak?" tanya teman ku yang dari tadi mencoba untuk memahami dan mencari solusi. "belum ada mekanisme yang mengatur demikian" jawab sekjur dengan tegas "meskipun ada itu melalui mekanisme diluar kinerja kami, coba kalian tanyakan ke fakultas" tambah penjelasan beliau dan sedikit menghidar agar tidak kami repotkan lagi.


Sudah menjadi kebiasaan para birokrasi untuk melempar masalah mahasiswa, mahasiswa itu terlalu merepotkan di mata mereka.


 "Ada saja ulah dan kasus, padahal sistem sudah di tata secara IT, administrasi dan sebagainya". Mungkin ini yang ada dipikiran mereka, hanya sebatas asumsi negatifku untuk mencoba kritis terhadap sikap beliau.


Lagi-lagi tanpa jawaban yang pasti nasib kuliah kami. Sebuah jawaban diplomatis yang kami harus terima tanpa protes "tunggu saja sampai jam 15.00 WIB, nanti jika dipasarkan langung temui saya, saya yang akan menandatangani, jika sudah dirumah langsung saja kerumah". ucapan beliau dengan semangt untuk meyakinkan kami, bahwa beliau isa membantu semaksimal mungkin. Akhirnya kami meninggalkan ruangan beliau tanpa salam.


Seiring langkah kaki, tubuh berat untuk semangat lagi, mengemban  berjuta kekecewaan, tertumpuk dalam hati, mengotori pikiran yang jernih, bersetubuh menjadi satu dalam ambisi, menjadi satu dalam ketidakpastian.


"Sudah bayar tidak ada kuliah, mau ngerjakan apa?" grutu temanku.

Kami melangkah keluar mencoba mencari jala keluar. "BAAK Fakultas mungkin bisa bantu untuk transfer mata kuliah" sahutku atas gerutu teman.

Pintu fakultas yang terbuka untuk mahasiswanya, menanti untuk kami masuki menyelesaikan kekecewaan yang terpendam.


bersambung ...


berngkat dari kejadian 06 Agustus 2012, di jurusan tercinta sekaligus kecewa.

Tetap Sama

Kedalam masih cukup curam 
Letak keberbedaan dan jaunya keseimbangan
Sampai kapan tetap tenggelam dalam jurang yang sama
Dalam kehidupan yang penuh himpitan dan keterasingan
Dalam peradapan yang penuh dengan kesusahan
Dalam pencarian yang penuh ketidakadilan

Sampai kapan bangsa ku akan demikian
Senja usia telah menghadang
Generasi akan mati dalam keterasingan
Dimana katanya ratu adil yang berjanji: menyelesaikan masalah negeri
Dimana kesucian jabatan yang diagung-angungkan

Semua yang ada hanya fatamorgana kehidupan berbangsa
Pelanggengan penguasaan dan penghisapan
Memperbesar keserahkahan, melebihi Tuhan

 11 Agustus 2012


August 10, 2012

Sampai Saat

Dalam dahaga ku tahan untuk tidak mencela
Ku tahan dengki untuk tidak memaki
Ku tahan amara untuk tidak menghujam
Ku tahan hati untuk tidak iri
Ku tahan pikiran untuk tidak menyalahkan
ku tahan bicara untuk tidak memfitnah
Semua kutahan...
Samapai saatnya kau akan merasakan
Pukulan perlawanan dari kami yang  kelaparan

Kaum serakah yang tinggal di gedung mewah
Kaum serakah yang semena-menah
Kaum serakah yang membodohi kita
Kamu serakah yang mematikan hak kita
Kaum serakah yang menguras tenaga kita 
kaum serakah yang telah menghisap tenaga kita
kaum serakah yang telah menjual harga moral

Semua demi kepentingan diri dan golongan
Sampai titik kematangan perlawanan 
kan Kau temui Kebenaran
Kebahagiaan bukan harta semata
Kesejahteraan bersama kebahagiaan sempurna

10 Agustus 2012

August 9, 2012

Matilah Kaum Serakah

Kutahan ambisi dalam ramadhan 
Ambisi yang tak pernah mati untuk menghabisi kaum serakah
Sekali berkata, jaji akan terikat 
Matilah pendusta bersama aliran darah
Sampai saatnya tiba..!!

Masih ku bangun benteng keyakinan bahwa memang kau yang salah
Masih ku asah pedang pemikiran kau harus dilawan

10 Agustus 2012

Harapan Lailatul Qodar

Ku tak jauh dengan mereka 
Mengharap janji istimewa tercapai dalam genggaman
Ku ukir malam sunyi dengan secangkir kopi
Merenungi apa jadi diri ini!

Tak perlu kusadari kesia-sian itu pasti
Tiada selesai dalam lamunan imajenasi

Terlihat pucat basi wajah yang dulu mempesona
Menahan beban kehidupan

Untuk apa aku tak binasa
Mungkinkah masih ada durhaka
Ku berharap apunan dalam kesempatan

Ku coba untuk terus terjaga
Semoga ku mendaptkanya 
Meski semua rahasia, tapi ku sangat membutuhkanya
Lailatul Qodar: Keistimewaan dalam seribu bulan menjadi keyakinan, Tempat ampunan lautan kesalahan, Tempat mustajabah segala arah, Tempat menuntut rizky pada Illahi

lailatul Qodar    10 Agustus 2012

Kematian Diri Tanpa Arti

Entah siapa yang akan memperkosa kebebasan
Hak setiap individu untuk beraktualisasi
Setiap pribadi dalam berimajenasi
Setiap potensi yang tersembunyi

Akankah kematian berkarya menjadi keharusan?
Tanpa kreatifitas untuk aktualitas tanpa batas

Haruskah ku dengar caci para pendoktri kebebasan
Sudikah mereka mendengar apa yang ku butuhkan
Sampai kapan kebebasan kepribadian akan termatikan?

Aku yang resah tak mampu bicara
Menuang kata dalam cawan perlawanan
Terhenti dalam kematian diri tanpa arti

10 Agustus 2012

Terhenti Mati

Kemalasan ini sungguh memuncak
Mencapai titik klimaks kejenuhan
Sampai pada keterasingan
Aku telah kehilangan

Entah sisa apa yang masih bisa diandalkan
Sebatas kemauan, sudah dalam kematian
Terlalu jauh kau tanya kesungguhan
Inilah diriku dalam keadaan

Darimana kami mengaisi semangat 
Mengumpulkan kemampuan
Jadikan kesungguhan
Capai keberhasilan

Semua telah terputus 
Semua telah hangus
Tinggallah tubuh, hati tiada bermaksud
Pikiran tiada berkemauan

09 Agustus 2012


August 8, 2012

Tergilas Mati

Masih terlalu jauh untuk melangkah
Menghadapi kisah hidup alam raya
Sampai bias kian dekat
Nyawa tiada melekat

Sampai pada titik perubahan
Titik tertinggi yang bukan keinginan, pasti terjadi
Kepada siapa pun tanpa peduli
Saat tiada pertanyaan: Apa yang bisa kau tinggalkan dan berikan?

Saat ambisi teleh mati 
saat semangat telah dicederai
Saat kepercayaan telah dihianati
Saat kebutuhan telah dieksploitasi

Mau kemana dan untuk apa: yang ada terjajah
Tergilas mati

08 Agustus 2012

August 7, 2012

Untuk Apa dan Siapa?

Dengan mudah kau beri aku kaya tapi kau ciptakan kawatir
Dengan kuasa kau beri kekal nyawa tapi Engkau cipta yang lain mencela
Kau beri usia lama, tapi justru orang sekitarnya susah

Untuk apa semua...

Apakah sekedar hidup untuk mengumpulkan uang kemudian menghabiskan, saat kematian tiada persinggahan

Apakah aku harus berkuasa kemudian bisa menyuruh semaunya dan se-enaknya, padahal diriku sendiri bakal mati

Apakah aku haus rakus biar bisa ku rasakan semua: untuk apa satu pun kenikmatan tiada menjadi kepuasan

Apakah cuma bahagia yang ku cari, apa bedanya aku dengan orang yang mementingkan perut sendiri

08 Agustus 2012

Untuk Apa ?

Atas dasar apa kebijakan dibangun?
Kekuasaan dan keangkuahan, jawaban

Demi apa pemerintahan di bangun?
Kekuasaan dan penghisapan jawaban

Untuk apa semua?
Apa arti sebuah negara
Jika semua masih susah
Untuk apa diperintah 
Jika bukan kemauanya

Penghapusan Negara langkah utama
Hancurkan pemerintah langkah pertama

Bangun pendidikan ilmiah, Untuk generasinya
Penyesuaian dengan kondisi alam yang kaya
Bangunkan potensi manusia yang menjadi rahasia
Berikan kesadaran kebijakan
Luapkan kebutuhan 
Perioritas menuju kesejahteraan

Unyil Cofee 07 Agustus 2012
 

 
 
 

August 6, 2012

Korban Pendidikan " Saat KHS"

Sampai kapan dalam ketidakterimaan
Atas sebuh ketidakpastianunuhan
Pasti lebih menyakitkan dari pembunuhan

Dasar lembaga pendidikan
Keruetan yang dilegalkan
Kebodohan yang dipertahankan
Kekuasaan yang diformalkan

Ketakutan dalam kehilangan jabatan
Keraguan dalam pertanggung jawaban
Pelemparan keputusan
Dasar cari "aman" jabatan

Lagi-lagi dan berulang kali
Mahasiswa jadi korban

"KHS" Tarbiyah..???

07 Agustus 2012

Bertahan dengan Keyakinan

Berselimut dingin malam mencari kenyamanan
Mengaisi hangat cahaya untuk bertahan
Sengsara kecil tubuh menggigil 
Nafas panas beteng pertahanan

Kuku, bibir biru
Menahan dingin tanpa malu
Sampai saat tak tentu
Esok harapan yang utuh

Menanti mentari hangatkan tubuh
Sementara bertahan tanpa perlindungan
Tanpa selimut dan rumah beratapkan
Tetap bertahan
07 agustus 2012

Hancur Membangun

Jalankan peradapan dalam kesusahan
Mengaisi belaskasihan demi pengharapan
Esok masih bisa diraskan kembali
Tetesan kepedulian menjadi andalan
Benteng penggerus dalam kesusahan 

Dalam sedih tetap mencari 
Dalam gelisah terus membara 
Dalam duka terus pancarkan sinarnya
Dalam kecewa hancurkan semua 

06 Agusus 2012

Mentari

Ku kejar mentari pagi 
Entah esok apa masih terlihat
Kebutaan menghalangi usaha diri
Mencapai apa yang dicari

Sinar yang di nanti semua mata
Mata yang mengharap terus cahayanya
Sampai mata sendiri tertutup

Mendung pun tetap bisa berselimut
Menghalau cahaya pagi
Mengukir buramnya cahaya hati

Siapa pun tidak akan terima
Siapa pun akan marah
Siapa pun akan gelisah 
Ketika sang sinar dicuri penguasa

Tak hanya harapan yang akan terenggut
Mimpi pun terbalut 
Sampai maut

05 Agustus 2012

Jenuh di Pilihan

Aku masih dalam kesulitan
Ketidak mampuan menghadapi kenyataan
Terhenti di tengah pilihan
Sampai pada kejenuhan

Ketidaknyamanan Dalam Kesulitan

Dalam kenyamanan ku memncara jawaban atas ketidaknyamanan
Dalam ketidaknyamanan ku mencari kesusahan
Sampai titik diri ini tidak mampu lagi
Mengokomodasi kehancuran yang sudah demikian

Entah salah atau kebenaran
Entah Kenyataan atau dalam pikiran
Ketidaknyamanan dalam keharusan 
Kesulitan dalam keseharian


Bagaimana kami harus berbuat
Untuk apa ber iktikad
Mengapa kami tak bisa 
Kenapa ada batas yang nyata


Sampai kapan akan ada
Selimut hitam kesulitan


06 Agustus 2012

August 5, 2012

Ramadhan Dalam Peringatan

Dalam ramadhan semua di tahan 
Ujung rambut sampai ujung kaki 
Titik terkhir pada ulu hati
Muara untuk tidak kecewa diri


Hanya kesia-sian yang terjadi
Sampai saat ketidak mampuan menahan
Birahi akan terlampiaskan
Tunggu penyesalan dalam kekecewaan

Saat Penindasan Di Lembagakan

Saat penindasan telah dilembagakan 
Saat penghisapan tanpa dirasakan
Saat ketidakadilan menjadi kewajaran
Hak dan kuwajiban tiada beraturan


Menjelama dalam bentuk pendidikan
Memproduksi kaum ilmuan pengangguran
Biaya tidak hanya sekian
Bagi yang berkuasa adalah pembalasan
Menguasai demi kelanggengan


Di usik ketidaknyaman membawa ancaman
Membawa kekuatan berlebihan
Mengamburkan ketakutan
Menjadi hantu dalam setiap bayang

Mampuslah mereka yang melawan
Perlawanan dengan alat kesewenang-wengan
Mainan para kekuasaan
Terdalam keterasingan

Pikiran Lembaran

Dalam jalan menuju nurani
Mencari sanubari yang masih suci
Menggapai ambisi sampai selesai
Meski batang tubuh telah mati

Hasil pikiran akan tetap kekal
Tertuliskan dalam butiran kata
Tertuang dalam lembaran 
Terbaca oleh mereka yang butuh
Oleh mereka yang sadar akan sejarah

Sampai saat entah mengkin akan berubah
Tatanan pemikiran akan menjadi perubahan
Menata setiap pribadi untuk menata pribadi
Bermuara pada kepentingan bersama
Untuk kehidupan kolektif
Senyum, sedih, tawa bukan hanya untuk seorang saja


05 Agustus 2012

Tersembunyi Beban dalam Pilihan

Dengan kata ku tuang buah pikiran
Dengan tulisan ku ukir peradapan
Dengan kata ku buat sejahterah


Semua tak semudah berucap
Tak seindah imajenasi
Tak secerah mentari pagi

Untuk setiap nurani pasti mengalami
Tidak mudah untuk selalu dalam kebaikan atau keburukan
Semua dalam pilihan
Penentuan dalam pilihan, pasti tersembunyi beban

Berat hati pada ketidaknyaman
Tanggung jawab pada pilihan 
Beban amanah yang harus dijalankan
Kesalahan akan menjadi celaan


Tiada yang benar dalam pandangan umum
Semua bisa menjadi salah atau menjadi pujian
Celaan pun tiada lepas ambil bagian
Untuk yang sekian sampai habis yang diemban

05 agustus 2012

August 4, 2012

Gerbong Kata Bohong

Berjuta kata: Membunuh merka yang butuh
Kecewa mereka yang akan mendapatkanya
Sedih mereka yang akan mendapat rizki

Korbanya tanpa merasa 
Bahagia sekilas ketika melakukanya
Keuntungan fatamorgana

Kata bohong yang masuk dalam gerbong dosa kehidupan
Berhias sombong 
Sampai titik tidak ada kata percaya
Justru kepercayaan disandarkan pada kebohongan

05 Agustus 2012

Dalam Renungan Imsak

Dalam imsak kuhentikan diri
Ku selesaikan keserakahan dari makanan dan minuman
Menahan ambisi untuk terus puaskan diri
Memenjarakan nafsu untuk menguasai

Semua pasti ada hikmahnya
Semua mengandung nilai keteldanan
Keterbatasan pikiran, menjadi keraguan
Ketidak mampuan hanya kemalasan

Penahanan hanya pelajaran
Prilaku adalah hasil cerminan
Pengalaman untuk terus diamalkan
Sampai menjadi kesalahan untuk perbaikan

05 Agustus 2012

Sandaran dalam Ramadhan

Ku baringkan tubuh dalam ramdhan
Ku berusahan hentikan gerak tubuh selain kepada-Mu 
Ku hentikan mata selain melihat keindahan-Mu melalu ciptaan
Ku hentikan telinga selain mendengar nada indah dari penjabaran nama-Mu
Ku sandarkan hati hanya menebut-Mu


Semua masih dalam semangatku
Entah kehendak-Mu
Keakinanku sampai disitu
Ku tahu kehendak-Mu lebih indah untuk hambamu


Esok tahun akan masih merasakan
Esok bulan entah masih kebetulan
Esok hari entah masikah ku jalani
Semua bersandar Kehendakmu


05 Agustus 2012

Sampai dimana?

Dalam kecewa ku kejar rasa salah
Dalam gelisah ku kejar masalah
Dalam masa sulit ku kejar pelik
Dalam malasah ku kejar amarah

Sampai dirimu terpojok
Sampai dirimu terjongkok
Sampai selesai, meski nyawa harus dihabisi
Ujung pedang pun bisa menjadi nasib 


Ujung perjuangan yang  gamang
Ujung kehidupan yang berantakan
Ujung sistem yang berantakan
Hancur pun tiada pilihan


Menjalani nasib tanpa bisa menentukan
Melakukan pemikiran tapi tidak bisa menentukan
Berusaha tapi tiada harganya
Entah  harus dimana
Keberadaan diri untuk mereka yang masih peduli


04 agustus 2012

August 3, 2012

Bukukah Birokrasi

Birokrasi kau inginkan apa?
Sudah kami bayar tanggung jawab, kau cipta keruwetan
Kau berikan alasan, katanya untuk kemudahan
Berapa kepala yang sudah tersingkirkan
Mereka cuma ingin belajar
Bukan mengacaukan !!!

Bagiamana kami berkarya jika kami jalani sistem sia-sia
Seperti apa kami harus pandai jika kami kau lempar kesana-kemari
Untuk apa kami harus belajar jika butuh belajar hanya menjadi manusia tidak wajar
Apa yang harus kami pelajari ??
Kebenaran teori hanya untuk sombongkan diri

Apa lagi yang harus kami lakukan
Ku manjakan engkau malah menghujam
Ku tanya kenapa? engkau jawab kami yang salah 
Ku tanya bagaimana engkau bilang jalani saja
Ku tanya seperti apa kau jawab baca panduanya


Tatanan kau ciptakan untuk langgengkan kekuasaan 
Kekuasaan hancurkan kami!!
 

Busuk Birokrosi

Birokrasi hanya alat
Biarokrasi hanya pekerja
Mereka harus melayani
Mereka telah dibayar

 

August 2, 2012

Jelang Berbuka

Saat gema adzan menyambut mereka yang kekeringan
Keringnya tenggorokan dalam penahanan
Menahan dalam mengikis kenikmaan
Menahan untuk latihan
Mengikis sifat kerakusan

Pengrusak kehidupan
Tanpa dirasa, kenikamatanya semata
Menguras dan menghisap sesama
Hancurkan tatanan kehidupan

Kenikamatan arahkan syukur
Arahkan rasa rakus pada menikmati
Rasa serakah pada pada semangat
Semangat untuk saling bersedekah

Demi senyum dan tawa bersama
Demi kepuasan sesama
Demi kesucian jiwa yang terjaga
Demi kejernihan pikiran

Penyakit pengahancur tanpa dirasa
Sedikit bisikan kerakusan
Melahap semua minuman dan makanan
Tanpa melihat kekuatan 

Ibadah akan berubah menjadi hina
Kesucian langkah akan menjadi benalu belaka
Pujian menjadi celaan
Kebersamaan menjadi keangkuhan

Semoga masih "terjaga"
02 Agustus 2012
 
 

August 1, 2012

Kematian Otak

Pagi yang sudah bergairah
Udara sudah bersemangat
Dalam lain
Otak tak beranjak, Menepaki jejak
Demi diri yang terbudak


Ketidakmapuan belenggu mapan
Kekerdilan duri semangat 
Sampai kehilangan jejak
Bahwa diri: Manusia nyata


Berfikir lebih budaya jenuh sendiri
Bertindak lebih kepentingan eksistensi
Tanpa ujung meski muara telah sampai
Lupa pada yang semula
02 Agustus 2012

Kesempurnaan Manusia Dalam Mimpi

Masihkah percaya pada mimpi
Teruskah mengejar ambisi
Sampaikah pada misteri
Tentang ketidaktahuan tentang diri sendiri


Makluk sempurna yang harus menyempurnakan yang lain
Manusia sempurana yang harus terus berbenah
Manusia penuh celah dengan salah
Perbaikan sepanjang masa


Mimpi akan menjadi kosong 
Ketika semua dalam tindakan tanpa tujuan
Ketika kehidupan tanpa landasan
Ketika apa yang dicapai tidak  ditargetkan


Mimpi akan menjadi berisi
Mimpi akan terwujud dengan aplikasi
Semua akan sempurna pada waktunya
Untuk hidup yang lebih bijaksana


02  Agustus 2012



Mengunci Ambisi

Kubulatkan tekat untuk berjalan tanpa atap
Menguji kekuatan diri
Sampai dimana kebosanan bertahan
Mengunci ambisi untuk mencapai
 

Idiologi

Ku mencari apa yang tidak bisa aku lakukan
Demi yang tidak dapat aku persembahkan
Semua ku jadikan kesia-sian
Ku buat semua berantakan

Ku hancurkan semua tatanan 
Ku ratakan bangunan kekuasaan
Ku samakan struktur kehidupan
Ku impikan: kedamaian, kesjahteraan, kebagian penuh senyuman


Meski semua hanya kebutuhan
Meski semua pasti membutuhkan
Bukan tak mungkin akan terjadikan
Sampai titik keberhailan


Siapa aku ?
Mencoba berani mengilhami
Bukan demi diriku sendiri
Bukan golonganku pribadi


Jangan pernah tanya siapa?
Lihatlah, apa yang ku bisa
Rasakan apa yang ku lakukan
Kau kan tahu perubahan dalam keilmiahan

Ku tempatkan diriku diatas pemikiran
Di inti kesadaran
Menggerakan tindakan
Menyinari maksud hati 


Terus dan teruslah 
Tiadaujung untuk semua, kecuali manusia binasa
Sampai alam raya termakan zamanya
Sampai tata surya tiada nama


01 Agustus 2012
 

Basuh Adzan

Saat ku dengar suara adzan magrib
Kegembiraan terlihat di setiap senyuman
Senyum mekar mereka yang seharian dalam berpuasa
Terbasuh sudah dahaga seharian

 

Kecewa pada Pendidikan

Ku salahkan diriku yang meyakini pendidikan formal itu penting
Mengemis selebar kertas  demis kenaikan klas
Ijazah nama istimewa diagungkan berjuta nama
Demi kehidupan yang mapan serba berkecukupan
Melanggengkan kekuasaan


Mereka yang tidak mampu mendapatkan hanya bisa diam
Mengaisi kehidupan yang tinggal puing-puing sisa
Sampai saat tak mampu lagi mengikuti
Agenda pesta besar pendidikan
Hanya bisa melihat dan bertahan 
Menghisap tubuhnya, sudah tidak berdaya


Lulusan berlebel Ijazah 
Menjadi penjajah yang lebih sempurna
Lebih kejam dan halus dari sebelumnya
Kenapa demikian ?
Mereka didik dengan cara sama
Dengan fasilitas yang serba ada
Pendidikan etika entah dibuang kemana!!
 
Bukan aku benci, bukan aku iri, bukan aku tak menerima
Ku hanya mempertanyakan kenapa demikian?
Sesama harus tersingkir
Menjadi objek penindasan
Tanpa kesempatan untuk perlawanan


Bukan ku tak percaya dari mereka ada yang suci
Dari mereka ada yang peduli
Dari mereka yang sadar
Atas kemerdekaan setiap insan
 
Mereka yang tidak demikian adalah pengecualian
Kawan sesama dalam jurang berbeda
Berkeadaran tak mampu bertindakan
Sampai tersingkirkan

01 Agustus 2012