Dalam kehidupan pasti ada beraga rasa, sedih, duka, bahagia, dan semua
yang meliputi dalam kehidupan ini. Semua memang sudah menjadi bagian
dari kehidupan ini, semua menyatu dalam proses untuk menuju perubahan
yang lebih baik.
Manusia juga punya cinta, manusia juga punya benci, dua hal yang tak
terpisahkan dalam kehidupan, semua tinggal yang menyikapi. Dengan
positif semua adalah hikmah, dengan negatif adalah amarah dan tidak
terima.
Dan inilah hidupku, dan inilah jalanku, dan inilah takdir yang ku pilih.
Ku menjaga tak menyentu wanita sebelum halal, hal yang bertentangan
dengan zaman yang sekarang bebas, sebebasnya. Apalagi dalam kehidupan
mahasiwa yang jauh dari orang tua dan lepas dari segala aturan dan
norma, siapa yang bisa menjaga kecuali keimanannya.
Meski banyak keinginan atas godaan nafsu dan naluri sebagai lelaki untuk
memiliki segera memilik teman ibadah. Namun semua juga ada ukuran
kemampuan dan ketepatan dalam memantapkan hati dalam pilihan.
Inilah hati ku yang berdo'a untuk dikirimkan petunjuk menjemput tulang
rusuk, inilah hamba yang setiap waktu termakan usia, berusah untuk
menjalani kehidupan dengan senang hati, mensyukuri apa yang di beri
meski banyak lupa diri.
Hamba hanya ingin menjadikan perjalan hidup lebih sempurna dari sebuah
tuntunan yang sudah diberikan. Meski sekarang semua terasa sempurna
untuk diri sendiri, namun kesempurnaan itu tidak utuh masih banyak
rongga dan cela yang bisa membawa celaka.
Ketenangan dalam iman, kekhusu'an dalam peribadatan tetaplah menjadi tujuan untuk menggapai Ridho sang pencipta siang dan malam.
No comments:
Post a Comment