Sadar atau sekedar mengumbar
Kicauan mahasiswa menguhujat mereka yang menjabat
Mecaci-maki mengutuk mereka yang tidak peduli
Kehidupan mahasiswa yang beraneka warna
Apatis atau apatis?
Pilihan dalam masa study!
Mahasiswa peran utama dalam kehidupan sebelum nyata
Kehidupan bernegara yang sebelumnya belum tercatat sejarah
Perjuangan untuk diri sendiri dan generasi
samapai kapan keadaan masyarakat melarat
Tereksploitasi dalam kondisi sedih
Langkah politis memang perlu disadari oleh para generasi khusunya mahasiswa
Tonggak hitam perubahan
Ujung pedang kehancuran budaya
Kematian moral dan etika
Kehancuran moral para pejabat tanggung jawab semua masyarakat
Kebutaan politik generasi mahasiswa hegemoni budaya
Apatisasi mahasiswa terhadap kaum duafa
Penjauhan diri dari kehidupan nyata
Sengsara selamanya!
Hidup mulia yang hampa!
Meja kuning Malang 29 Juni 2012
June 30, 2012
June 28, 2012
Sebutir Celaka
Sebutir kegelisahan bisa menjadi celaka
Ketika pedang semnagt tidak menyingkirkan
Kegundahan akan ketidakberhasilan menjadi hambatan dalam tujuan
Sampai dimana tingkat keberhasilan akan tercapai?
Proses yang mengiri....
Meja kuning 29 Juni 2012
Ketika pedang semnagt tidak menyingkirkan
Kegundahan akan ketidakberhasilan menjadi hambatan dalam tujuan
Sampai dimana tingkat keberhasilan akan tercapai?
Proses yang mengiri....
Meja kuning 29 Juni 2012
Pendidikan Menghacurkan
Pendidikan hanya alat penindasan
Menundah kekreatifan
Menahan kesuksesan masa depan
Membentuk pengangguran
Mengunci kecerdasan
Sampai kanpan?
Pendidikan membodohkan
Pendidikan penghisapan
Pendidikan menghacurkan
Satu sudut pandang dalam kenyataan
Satu kenyataan yang harus diperhatikan
Pendidikan adalah membentuk manusia merdeka
Merdeka seutuhnya mencapai kesempurnaan kehidupan
Kantin, Malang 28 Juni 2012
Menundah kekreatifan
Menahan kesuksesan masa depan
Membentuk pengangguran
Mengunci kecerdasan
Sampai kanpan?
Pendidikan membodohkan
Pendidikan penghisapan
Pendidikan menghacurkan
Satu sudut pandang dalam kenyataan
Satu kenyataan yang harus diperhatikan
Pendidikan adalah membentuk manusia merdeka
Merdeka seutuhnya mencapai kesempurnaan kehidupan
Kantin, Malang 28 Juni 2012
June 27, 2012
Pencapaian
Keberania akan menjadi modal
Keberanian akan menjadi celaka
Penyeimbang semua adalah logika
Logika tidak akan sempurna tanpa anti logika
Kesempurnaan semu akan berlabu
Sebatas kata, sebatas keinginan dan harapan
Semua akan sirna termakan zaman
Selesai dalam kegagalan
Semua dapat tercapai dengan sempurna
Ketika proses sempurna
Proses melibatkan semua analisa
Mematangkan semangat dan tidakan nyata
Memperhatiakan sekecil apapun rintangan
Mengatisipasi setiap halangan
Mengevaluasi setiap kegagalan sampai titik klimaks keberhasilan
Malang 28 Juni 2012
Keberanian akan menjadi celaka
Penyeimbang semua adalah logika
Logika tidak akan sempurna tanpa anti logika
Kesempurnaan semu akan berlabu
Sebatas kata, sebatas keinginan dan harapan
Semua akan sirna termakan zaman
Selesai dalam kegagalan
Semua dapat tercapai dengan sempurna
Ketika proses sempurna
Proses melibatkan semua analisa
Mematangkan semangat dan tidakan nyata
Memperhatiakan sekecil apapun rintangan
Mengatisipasi setiap halangan
Mengevaluasi setiap kegagalan sampai titik klimaks keberhasilan
Malang 28 Juni 2012
Jalang Manusia, Indah Binatang
Kegagalan negara tepaku pada pondasi generasinya
Pondari perubahan kehancuran atau kerusakan
Degradasi moral kehancuran etika
Keruntuhan tata krama
Kemusnahan penghormatan
Kematian persaudaraan
Kemana semua?
Hancur, punah hakikat sesama
Tiada perbedaan manusia dan binatang jalang
Manusia jalang pun lebih jalang dari binatang
lebih indah kehidupan ayam
Lebih hina singa memakan anaknya
Kehidupan manusia ketika hancur sudah
Semua terserah yang muda
Semua terseerah generasinya
Pondari perubahan kehancuran atau kerusakan
Degradasi moral kehancuran etika
Keruntuhan tata krama
Kemusnahan penghormatan
Kematian persaudaraan
Kemana semua?
Hancur, punah hakikat sesama
Tiada perbedaan manusia dan binatang jalang
Manusia jalang pun lebih jalang dari binatang
lebih indah kehidupan ayam
Lebih hina singa memakan anaknya
Kehidupan manusia ketika hancur sudah
Semua terserah yang muda
Semua terseerah generasinya
June 26, 2012
Keserakahan, Jalanan
Jalanan penuh dengan kesesakan menghancurkan kenyamanan yang bertahun-tahun diciptakan
Mengejar kenyamanan yang penuh dengan kepangapan
Memberlakaukan kebijakan demin kenyamanan keseharian
Free day slogan
Ribuan kendaraan yang setiap hari memadati
Bukan untuk apa apa, semua butuk penghidupan
Semua butuh perpindahan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan
Kadangkala justru menjadi amuk masa
Atas keruwetan pada jalanan, kemacetan
Bukan salah kendaraanya atau orang yang memilikinya
Mereka yang serahkahlah tetap menjadi awal semuanya
Mereka yang tak punya tetaplah hanya bisa membuka mata
Mengamati dan merasa iri
Korban dari keangkuhan kendaraan
Malang 26 Juni 2012
Mengejar kenyamanan yang penuh dengan kepangapan
Memberlakaukan kebijakan demin kenyamanan keseharian
Free day slogan
Ribuan kendaraan yang setiap hari memadati
Bukan untuk apa apa, semua butuk penghidupan
Semua butuh perpindahan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan
Kadangkala justru menjadi amuk masa
Atas keruwetan pada jalanan, kemacetan
Bukan salah kendaraanya atau orang yang memilikinya
Mereka yang serahkahlah tetap menjadi awal semuanya
Mereka yang tak punya tetaplah hanya bisa membuka mata
Mengamati dan merasa iri
Korban dari keangkuhan kendaraan
Malang 26 Juni 2012
June 25, 2012
Ketidak Sadaran dalam Penjajahan
Sebelum genderan perang di tabuh
Kemurkaan menjadi batu
Sakit hati menjadi duri
Kekecewaan menjadi pedang
Penindasan menjadi perlawanan
Siapakan semua menjadi strategi
Mengahadapi siapapun tidak peduli
Kekuatan lawan menjadi kekuatan diri
Kelemahan lawan hanya pelampiasan diri
Siapapun yang kalah atau menang akan menjadi perubahan
Kepada siapapun menjadi kekuatan melawan
Saat mencapai titik klimaks ketidak puasan
Inilah kenyataan menjadi bagian penderitaan
Inilah eksploitasi yang tidak disadari
Mencapai titik klimaks kehancuran diri
Sampai saat ini masih dalam jurang ketidak sadaran penjajahan
Malang 26 Juni 2012
Kemurkaan menjadi batu
Sakit hati menjadi duri
Kekecewaan menjadi pedang
Penindasan menjadi perlawanan
Siapakan semua menjadi strategi
Mengahadapi siapapun tidak peduli
Kekuatan lawan menjadi kekuatan diri
Kelemahan lawan hanya pelampiasan diri
Siapapun yang kalah atau menang akan menjadi perubahan
Kepada siapapun menjadi kekuatan melawan
Saat mencapai titik klimaks ketidak puasan
Inilah kenyataan menjadi bagian penderitaan
Inilah eksploitasi yang tidak disadari
Mencapai titik klimaks kehancuran diri
Sampai saat ini masih dalam jurang ketidak sadaran penjajahan
Malang 26 Juni 2012
Penindasan Dalam goresan Tangan
Sistem peradapan Menjadikan untuk penataan
Menyusun aturan demi kepentingan
Entah mau dibawah kemana atau cuma keserakahan saja
Memang mereka yang mempunyai kesempatan berfikir lebih
Mempertahankan kekuasaan dengan kebijakan
Menghisap mereka di bawahnya dengan goresan tangan
Menghilangkan harga diri demi kepentingan pribadi
Menyusun aturan demi kepentingan
Entah mau dibawah kemana atau cuma keserakahan saja
Memang mereka yang mempunyai kesempatan berfikir lebih
Mempertahankan kekuasaan dengan kebijakan
Menghisap mereka di bawahnya dengan goresan tangan
Menghilangkan harga diri demi kepentingan pribadi
June 23, 2012
Manusia Awal
Sesama tanpa batas
Sesama tanpa klas
Sesama untuk sejahtera
Sesama untuk hidup bersama
Alam raya masih kaya
Pepohonan masih mencukupinya
Binatang buruan masih berkeliaran
Serba kecukupan tanpa keserakahan
Sayang tidak bisa dilupakan
Akal manusia berkemabang
Pemikiran dan peradapan menjadi landasan
Keserakahan bermunculan dan berserakan
Tanpa berkerja hidup mulia
Menghisap sesama menjadi pekerja
Berkuasa dan seenaknya
Manusia menjadi benda
Berkeja semau tuanya
Menjadi boneka yang bisa dibuat apa saja
Di bunuh dan jual hal biasa
Lebih cepat peradapan berkembang
Kehancuran dan kejayaan seimbang
Awal semua peradapan manusia
Konsep embrio Negara dan agama
Malang 24 Juni 2012
Sesama tanpa klas
Sesama untuk sejahtera
Sesama untuk hidup bersama
Alam raya masih kaya
Pepohonan masih mencukupinya
Binatang buruan masih berkeliaran
Serba kecukupan tanpa keserakahan
Sayang tidak bisa dilupakan
Akal manusia berkemabang
Pemikiran dan peradapan menjadi landasan
Keserakahan bermunculan dan berserakan
Tanpa berkerja hidup mulia
Menghisap sesama menjadi pekerja
Berkuasa dan seenaknya
Manusia menjadi benda
Berkeja semau tuanya
Menjadi boneka yang bisa dibuat apa saja
Di bunuh dan jual hal biasa
Lebih cepat peradapan berkembang
Kehancuran dan kejayaan seimbang
Awal semua peradapan manusia
Konsep embrio Negara dan agama
Malang 24 Juni 2012
Kemerdekaan Semu, Penjajahan yang Sempurna
Siapa berkata perjuangan kecil akan sia-sia
Siapa yang nista dengan mereka yang menjadi sisa-sisa
Siapa yang hina dengan mereka yang dianggap tidak ada
siapa yang tidak terima menjadi ujung yang bermuara
Perubahan menjadi impian
Kedamaian dan kesejahteraan mejadi kebutuhan
Semua bukan tanpa alasan
Kenyataan hidup menjadi tendensi
Hidup serba susah penuh gelisah
Hidup serba kurang dan kecewa
Hidup serba nista dan nestapa
Hidup serba hampa dari bahagia
Sesuap nasi menjadi pondasi hidup hari ini
Mengais demi butir
Menukar dengan butiran keringat
Sampai mati atau akan selesai
Mengemis bahagia dengan merasa sempurna
Merasa cukup dengan serba tidak ada
Merasa bahagia dengan senyum hampa
Merasa damai dalam serba sepi
Munusuk empati dengan mereka yang simpati
Terbenturkan kerasnya hati serakah dari mereka yang berkuasa
Terpecah dalam aksi jalanan mentut upah kesejahteraan
Tertuang dalam jutaan poster tuntutan
Menutut hidup sejahtera
Menuntut sembako murah
menuntut pendidikan gratis dan ilmiah
Menuntut mereka yang serakah masuk penjara
Menuntut kehidupan yang merdeka seutuhnya
Dalam kegelisahan yang sempurna
Selimut penghisapan semakin mendalam
Berbentuk kebudayaan yang mengasikan
Pembodohan dalam pemikiran berkedok pendidikan
Memang kita menjadi bangsa terjajah yang sempurna
Tanpa dirasa, kita malah mendukungnya
Dengan berbondong-bondong jutaan kepalan terbodohinya
Mengikuti arus: politik, ekonomi, budaya, teknologi dan agama serba impor
Malang 22 Juni 2012
Siapa yang nista dengan mereka yang menjadi sisa-sisa
Siapa yang hina dengan mereka yang dianggap tidak ada
siapa yang tidak terima menjadi ujung yang bermuara
Perubahan menjadi impian
Kedamaian dan kesejahteraan mejadi kebutuhan
Semua bukan tanpa alasan
Kenyataan hidup menjadi tendensi
Hidup serba susah penuh gelisah
Hidup serba kurang dan kecewa
Hidup serba nista dan nestapa
Hidup serba hampa dari bahagia
Sesuap nasi menjadi pondasi hidup hari ini
Mengais demi butir
Menukar dengan butiran keringat
Sampai mati atau akan selesai
Mengemis bahagia dengan merasa sempurna
Merasa cukup dengan serba tidak ada
Merasa bahagia dengan senyum hampa
Merasa damai dalam serba sepi
Munusuk empati dengan mereka yang simpati
Terbenturkan kerasnya hati serakah dari mereka yang berkuasa
Terpecah dalam aksi jalanan mentut upah kesejahteraan
Tertuang dalam jutaan poster tuntutan
Menutut hidup sejahtera
Menuntut sembako murah
menuntut pendidikan gratis dan ilmiah
Menuntut mereka yang serakah masuk penjara
Menuntut kehidupan yang merdeka seutuhnya
Dalam kegelisahan yang sempurna
Selimut penghisapan semakin mendalam
Berbentuk kebudayaan yang mengasikan
Pembodohan dalam pemikiran berkedok pendidikan
Memang kita menjadi bangsa terjajah yang sempurna
Tanpa dirasa, kita malah mendukungnya
Dengan berbondong-bondong jutaan kepalan terbodohinya
Mengikuti arus: politik, ekonomi, budaya, teknologi dan agama serba impor
Malang 22 Juni 2012
Musnah Manusia
Sampai kapan kita masih dalam alam mimpi
Mengejar hal yang belum pasti meski telah diyakini
Mencibir dan memaki diri sendiri mungkin sudah pasti
Ketika kegagalan menyandang
Atas ketidak mampuan dan ketledoran
Bukan menjadi sakti dalam uji
Menjadi kuat dalam sering berbuat
Menjadi hebat dalam isyarat
menjadi pandai dalam memilih
Semua menunggu niscaya ketika terjadi
Menuggu awan turun kebumi
Sampai kapanpun tidak akan terjadi
Sebelum sekecil apapun perbuatan kita hargai
Secuil ekpresi menjadi bagian dari kebahagiaan
Bukan bermaksud mengemis penghargaan dan pengakuan
Sampai kapan akan menghina diri?, ketika sombong nadi
Merendahkan mereka yang memang belum mampu
Menafikan kehebatan yang tertutup keburukan
Memandang pincang kehidupan seseorang
Kehidupan ini sudah hina
Kehidupan sudah berbalik arah
kehidupan sudak keluar dari hakikatnya
kehidupan menafikan kemanusiaan
Hina dengan segala bentuk tingkah tanpa etika
Tersandarkan semua moral dalam oral
Tersingkirkan kesucian dalam pergaulan
Hancur sudah tauladan dalam perbuatan
Terbalik sudah hubungan sesama
Berada pondasi dasar hina
Tujuan kehidupan abadi tanpa tendensi
Hidup hanya untuk kerja dan uang semata
Perubahan kualitas pun tiada usaha
Terjerumus dalam penghisapan dunia kerja
Iklan tiada buruknya
Pengihaan pada sesama, hal biasa
Hilanglah sudah hidup bersama
Menjadi makluk purba
Hidup sendiri-sendiri
Menuruti kepuasan diri
Hilang subtansi manusiawi
Malang 22 Juni 2012
Mengejar hal yang belum pasti meski telah diyakini
Mencibir dan memaki diri sendiri mungkin sudah pasti
Ketika kegagalan menyandang
Atas ketidak mampuan dan ketledoran
Bukan menjadi sakti dalam uji
Menjadi kuat dalam sering berbuat
Menjadi hebat dalam isyarat
menjadi pandai dalam memilih
Semua menunggu niscaya ketika terjadi
Menuggu awan turun kebumi
Sampai kapanpun tidak akan terjadi
Sebelum sekecil apapun perbuatan kita hargai
Secuil ekpresi menjadi bagian dari kebahagiaan
Bukan bermaksud mengemis penghargaan dan pengakuan
Sampai kapan akan menghina diri?, ketika sombong nadi
Merendahkan mereka yang memang belum mampu
Menafikan kehebatan yang tertutup keburukan
Memandang pincang kehidupan seseorang
Kehidupan ini sudah hina
Kehidupan sudah berbalik arah
kehidupan sudak keluar dari hakikatnya
kehidupan menafikan kemanusiaan
Hina dengan segala bentuk tingkah tanpa etika
Tersandarkan semua moral dalam oral
Tersingkirkan kesucian dalam pergaulan
Hancur sudah tauladan dalam perbuatan
Terbalik sudah hubungan sesama
Berada pondasi dasar hina
Tujuan kehidupan abadi tanpa tendensi
Hidup hanya untuk kerja dan uang semata
Perubahan kualitas pun tiada usaha
Terjerumus dalam penghisapan dunia kerja
Iklan tiada buruknya
Pengihaan pada sesama, hal biasa
Hilanglah sudah hidup bersama
Menjadi makluk purba
Hidup sendiri-sendiri
Menuruti kepuasan diri
Hilang subtansi manusiawi
Malang 22 Juni 2012
June 22, 2012
Administrasi Penjajah Kecil
Administrasi untuk memperbaiki
Bukan tempat untuk mempersulit diri
Logika dibangun atas kesemrawutan
Kesemrawutan menjadi bagian ketidakadilan
Tapi sekarang ketidakadilan menjadi bagian penindasan
Adminsistrasi menjadi bagian kepentingan keserakahan pribadi
Membeleunggu mereka yang ragu
Menatap jemuh semua yang berlaku
Bukan tempat untuk mempersulit diri
Logika dibangun atas kesemrawutan
Kesemrawutan menjadi bagian ketidakadilan
Tapi sekarang ketidakadilan menjadi bagian penindasan
Adminsistrasi menjadi bagian kepentingan keserakahan pribadi
Membeleunggu mereka yang ragu
Menatap jemuh semua yang berlaku
Keiklasan Tergoyakan
Kerelaan dan iklasan telah tergoyah
Terbakar cemburu pada suatu yang tidak tentu
Tergerus hangus pada sikap mereka
Keteudah keyakinan runtuh
Terpendam dalam diri
Terbakar cemburu pada suatu yang tidak tentu
Tergerus hangus pada sikap mereka
Keteudah keyakinan runtuh
Terpendam dalam diri
Hancurnya Titik Kecil
Sampai kapan kita bicara ketertindasan
Sampai kapan penjajahan akan terbelangsungkan
Samapi kapan pikiran akan dihancurkan
Sampai kapan dalam selimut penjajahan
Keindahan budaya membuat negara hina
Keistimaan para pejabat menjadi rakyat bejat
Kedamaian negeri menjadi rakyat tereksploitasi
Keyaan negara menjadi rakyat sengsara
Bukanlah pertanyaan tanpa tindakan
Apa beda kita dengan kampaye para calon pemimpin Negara
Dimana beda kita dengan semua yang berkuasa
Masikah terus kita bicara
Siapa yang kita pedulikan?
Siapa yang kita bela?, saat diri masih terhina
Siapa yang kita rubah saat tempat tinggal kita masih berantakan
Untuk apa semuanya?
Akankah perubahan besar terjadi
Ketika hal kecil belum terjadi
Akankah kita membantu sesama
Saling menghargai telah mati
Kesadaran akan selamanya semu
Sebelum terbenturkan mereka dengan kenyataan
Kenyataan masih menggantungkan kenyamaan
Penindasan berselimut fatamorgana kejayaan
Malang 22 Juni 2012
Sampai kapan penjajahan akan terbelangsungkan
Samapi kapan pikiran akan dihancurkan
Sampai kapan dalam selimut penjajahan
Keindahan budaya membuat negara hina
Keistimaan para pejabat menjadi rakyat bejat
Kedamaian negeri menjadi rakyat tereksploitasi
Keyaan negara menjadi rakyat sengsara
Bukanlah pertanyaan tanpa tindakan
Apa beda kita dengan kampaye para calon pemimpin Negara
Dimana beda kita dengan semua yang berkuasa
Masikah terus kita bicara
Siapa yang kita pedulikan?
Siapa yang kita bela?, saat diri masih terhina
Siapa yang kita rubah saat tempat tinggal kita masih berantakan
Untuk apa semuanya?
Akankah perubahan besar terjadi
Ketika hal kecil belum terjadi
Akankah kita membantu sesama
Saling menghargai telah mati
Kesadaran akan selamanya semu
Sebelum terbenturkan mereka dengan kenyataan
Kenyataan masih menggantungkan kenyamaan
Penindasan berselimut fatamorgana kejayaan
Malang 22 Juni 2012
Atas Semua Tingkah, Menodai Rela
Panasnya api membakar besi
Mengalir dalam nadi yang lebih membara
Padamnya kebersamaan yang tergeserkan
Cinta sesama telah sirna
Terbakar dalam ambisi dan emosi hati
Mata mengamati ketidak terimaan
Menghujam segala sudut yang carut marut
Atas sebuah tingkah yang semaunya
Atas sikap yang seenaknya
Atas petaka kata-kata
Atas mereka yang menghinakan sesama
Menghisap tanpa dirasa
Menghujam mereka yang tidak bersalah
Menyakiti dalam subtansi
Menjajah pikiran yang cerah
Memadamakan semangat yang suka rela
Keiklasan telah ternoda
Kebersamaan telah di hina
Atas semua
Apa arti sebuah kata bersama dan sesama
Apa arti mereka nista
Apa arti tidak rela
Terpendam semua
Semoga menjadi hal yang sempurna
Malang 22 Juni 2012
Mengalir dalam nadi yang lebih membara
Padamnya kebersamaan yang tergeserkan
Cinta sesama telah sirna
Terbakar dalam ambisi dan emosi hati
Mata mengamati ketidak terimaan
Menghujam segala sudut yang carut marut
Atas sebuah tingkah yang semaunya
Atas sikap yang seenaknya
Atas petaka kata-kata
Atas mereka yang menghinakan sesama
Menghisap tanpa dirasa
Menghujam mereka yang tidak bersalah
Menyakiti dalam subtansi
Menjajah pikiran yang cerah
Memadamakan semangat yang suka rela
Keiklasan telah ternoda
Kebersamaan telah di hina
Atas semua
Apa arti sebuah kata bersama dan sesama
Apa arti mereka nista
Apa arti tidak rela
Terpendam semua
Semoga menjadi hal yang sempurna
Malang 22 Juni 2012
June 18, 2012
Berpegang Kayakinan
Jalan kan kehidupan masing-masing
Sesuiakan dengan alam pikiran sendiri-sendiri
Ketika kita menjadi makluk pribadi
Perbaiki diri sebelum tersakiti
Menjadi hidup bersama pada saatnya
Pada suatu titik yang lebih nyata
Sampai akhir kehidupan istimewa
Berujung pada penutupan mata
Saat bersama tiada pasti akan bahagia
Sebelum selesai pikiran dan tujuan
Pemahan dan kebutuhan untuk melakukan
Sampai saatnya akan berubah dengan sendirinya
Kesabaran untuk mencapai kebersamaan memang penderitaan
Dalam kegelisahan mencari jawaban
Berpegang pada keyakinan dan kepercayaan
Entah bertahan sampai kapan?
Malang 19 Juni 2012
Sesuiakan dengan alam pikiran sendiri-sendiri
Ketika kita menjadi makluk pribadi
Perbaiki diri sebelum tersakiti
Menjadi hidup bersama pada saatnya
Pada suatu titik yang lebih nyata
Sampai akhir kehidupan istimewa
Berujung pada penutupan mata
Saat bersama tiada pasti akan bahagia
Sebelum selesai pikiran dan tujuan
Pemahan dan kebutuhan untuk melakukan
Sampai saatnya akan berubah dengan sendirinya
Kesabaran untuk mencapai kebersamaan memang penderitaan
Dalam kegelisahan mencari jawaban
Berpegang pada keyakinan dan kepercayaan
Entah bertahan sampai kapan?
Malang 19 Juni 2012
Dialektika Hitam Kehidupan
Sampai kapan kita menyalahkan dialektika kehidupan
Sampai kapan kita dalam keputusasaan
Sampai kapan kita mencaci kehidupan
Samapi kapan kita dalam ketidakterimaan
Menjalani kehidupan penuh dengan kesengsaraan
Menjalani penghisapan hidup dalam kesusahan makan
Menjalani ekploitasi dalam gaji
Menjalani kerja penuh persaingan dan ketidakberdayaan
Kapan kita bisa memilih, tanpa pilihan
Kapan semua bisa bahagia dalam sejahtera
Kapan semua bisa damai di kehidupan dunia ini
Kapan semua bisa tertawa dalam keindahan
Kapan semua bisa menikmati hasil keringat sendiri dengan penuh senang hati
Lubang kenistaan masih cukup dalam
Belenggu jurang kelam masih sangat curam
Kita hidup didalamnya
Yakni negara yang hina
Malng 12 Juni 12
Sampai kapan kita dalam keputusasaan
Sampai kapan kita mencaci kehidupan
Samapi kapan kita dalam ketidakterimaan
Menjalani kehidupan penuh dengan kesengsaraan
Menjalani penghisapan hidup dalam kesusahan makan
Menjalani ekploitasi dalam gaji
Menjalani kerja penuh persaingan dan ketidakberdayaan
Kapan kita bisa memilih, tanpa pilihan
Kapan semua bisa bahagia dalam sejahtera
Kapan semua bisa damai di kehidupan dunia ini
Kapan semua bisa tertawa dalam keindahan
Kapan semua bisa menikmati hasil keringat sendiri dengan penuh senang hati
Lubang kenistaan masih cukup dalam
Belenggu jurang kelam masih sangat curam
Kita hidup didalamnya
Yakni negara yang hina
Malng 12 Juni 12
Ambisi
Menghadapi masalah dengan meradang
Menembus pandangan siapa saja yang dikatakan
Ambisi untuk menghabisi
Siapapun dimuka diri siap untuk di hantam
Tidak peduli sekuat apapun lawan
Tanpa mengukur diri untuk mati
Menang pun tanpa penghargaan
Kepuasan hanya sekilas genggaman tangan
Siap dipukulkan kepada siapa pun menghalang
Meski demi kebaikan, diri tidak ada peduli
Bahkan kebaikan menjadi ancaman
Terjerumus dalam kecerobohan diri
Mata semakin memerah luapkan amarah
Darah mendidih menjadi perih dalam hati
Nadi siap mengejar ambisi
Mengalir dalam tubuh untuk terus melaju
Rasa iba akan sirna dengan sendirinya
Seiring malapetaka hati yang tercela
Tergerus ambisi semua akan cepat selesai
Tanpa peduli pada siapapun menghalangi
Darah akan siap tertumpah dari mereka
Penghalang
Malang 18 Juni 2012
Menembus pandangan siapa saja yang dikatakan
Ambisi untuk menghabisi
Siapapun dimuka diri siap untuk di hantam
Tidak peduli sekuat apapun lawan
Tanpa mengukur diri untuk mati
Menang pun tanpa penghargaan
Kepuasan hanya sekilas genggaman tangan
Siap dipukulkan kepada siapa pun menghalang
Meski demi kebaikan, diri tidak ada peduli
Bahkan kebaikan menjadi ancaman
Terjerumus dalam kecerobohan diri
Mata semakin memerah luapkan amarah
Darah mendidih menjadi perih dalam hati
Nadi siap mengejar ambisi
Mengalir dalam tubuh untuk terus melaju
Rasa iba akan sirna dengan sendirinya
Seiring malapetaka hati yang tercela
Tergerus ambisi semua akan cepat selesai
Tanpa peduli pada siapapun menghalangi
Darah akan siap tertumpah dari mereka
Penghalang
Malang 18 Juni 2012
June 17, 2012
Abisi Kuliah
Ribuan kepala dengan bangga untuk masuk ke lembaga
Membawa jutaan harapan untuk masa depan
Dengan ketulusan dan do'a orang tua terus melangkah
Ribuan seleksi dan rintangan pengalaman baru terus diburu
Demi mendapat setatus mahasiswa baru
Status bisa masuk dalam gedung megah
Perguruan tinggi menjadi sasaran utama
Demi ketercapaian rasa bangga orang tua
Status yang agungkan sebelum didapatkan
Status yang diidamkan, demi anggapan
Terus melangkah, meski kegagalan dan kekecewaan taruhanya
Yakin tiada kesia-sian atas yang dilakukan
Semua demi pengalaman
Semua demi masa depan, entah seperti apa..!!!
Menatap ragu pada lembaran kertas yang terpaku
Menerjang setiap sudut tembok gedung yang siap membelenggu
Tertuang informasi nomor diri yang berbaris letih...
Malang 18 juni 2012
Membawa jutaan harapan untuk masa depan
Dengan ketulusan dan do'a orang tua terus melangkah
Ribuan seleksi dan rintangan pengalaman baru terus diburu
Demi mendapat setatus mahasiswa baru
Status bisa masuk dalam gedung megah
Perguruan tinggi menjadi sasaran utama
Demi ketercapaian rasa bangga orang tua
Status yang agungkan sebelum didapatkan
Status yang diidamkan, demi anggapan
Terus melangkah, meski kegagalan dan kekecewaan taruhanya
Yakin tiada kesia-sian atas yang dilakukan
Semua demi pengalaman
Semua demi masa depan, entah seperti apa..!!!
Menatap ragu pada lembaran kertas yang terpaku
Menerjang setiap sudut tembok gedung yang siap membelenggu
Tertuang informasi nomor diri yang berbaris letih...
Malang 18 juni 2012
Mengahadapi Test SPMB
Rasa penasaran yang di pendam
Terkejar dalam keinginan pencapaian
Sesampai pada diding-dinding bangunan
Terpuaskan dengan selembar kertas pengumuman
Isi gedung yang belum terjawabkan
Haus dan antusias menghadapi hari esok
Saat pertarungan kemampuan dan sistem terahasiakan
Siapa yang tahu ukuran dengan puluhan pertanyaan
Itulah pembodohan sebelum penghisapan
Kesusahan yang belum di ketahui
Penindasan yang tiada dirasakan
Penghisapan yang menggiurkan
Demi masa depan pengorbanan harus dilakukan
Penjajahan berkedok pendidikan
Eksploitasi berkedok alat damai
Harapan dan masa depan dipertaruhkan
Jutaan rupiah harus dikeluarkan
Jutaan tetes keringat orang tua harus diperas
Demi kebanggaan sang anak
Terkejar dalam keinginan pencapaian
Sesampai pada diding-dinding bangunan
Terpuaskan dengan selembar kertas pengumuman
Isi gedung yang belum terjawabkan
Haus dan antusias menghadapi hari esok
Saat pertarungan kemampuan dan sistem terahasiakan
Siapa yang tahu ukuran dengan puluhan pertanyaan
Itulah pembodohan sebelum penghisapan
Kesusahan yang belum di ketahui
Penindasan yang tiada dirasakan
Penghisapan yang menggiurkan
Demi masa depan pengorbanan harus dilakukan
Penjajahan berkedok pendidikan
Eksploitasi berkedok alat damai
Harapan dan masa depan dipertaruhkan
Jutaan rupiah harus dikeluarkan
Jutaan tetes keringat orang tua harus diperas
Demi kebanggaan sang anak
Karunia Dilupakan
Sekejab berjalan
Melangkah demi masa
Mengejar apa yang dicari
Beruntung mempunyai keinginan
Tuhan masih sayang
Manusia makluk punya kepekaan
Patut disayangkan jika tidak digunakan
Mengingkari karunia Tuhan
Kepekaan untuk sesama
Demi bahagia bersama
Demi sejahtera sesama
Demi cinta untuk semua
Demi keberlangsungan selanjutnya
Melangkah demi masa
Mengejar apa yang dicari
Beruntung mempunyai keinginan
Tuhan masih sayang
Manusia makluk punya kepekaan
Patut disayangkan jika tidak digunakan
Mengingkari karunia Tuhan
Kepekaan untuk sesama
Demi bahagia bersama
Demi sejahtera sesama
Demi cinta untuk semua
Demi keberlangsungan selanjutnya
June 16, 2012
Hancur-Hancur
Maksud hati akan bahagia ketika malam tiba
Istilah mentari teleh pancarkan sinarnya
Bukanlah sekedar harapan atau keinginan semata
Kesungguhan dan keniscayaan menjadi tumpuan
Inilah maksud hati yang selalu suci
Mengusir sepi meski hidup sendiri
Mendorong dengan semangat dan tekat
Melangkah terdekat sampai terlewat
Siapa yang akan tahu ketika pikiran jenuh
Siapa yang akan tahu ketika tubuh sudah mengeluh
Siapa yang akan tahu ketika pikiran menjijikan
Siapa yang sangka pemandangan indah membawa derita
Mereka yang mulya tak akan gelisah
Mereka yang bijak tidak akan murka
Mereka yang peduli tidak akan mati
Alam kehidupan, saling menghisap
Mengabil hak menjadi kwajiban
Mencuri sebgai sampingan
Berbohong, kebiasaan
Mengujat jadi Syarat
Demi ambisi menguasai negeri
Demi kebanggan tidak berarti
Jabatan jadi rebutan
Biasa mengeruk kekayaan
Nafsu birahi terlampiaskan pada setiap perawan
Menumpuk kekyaan milik jutaan orang
Mengihisap darah keringat saudara sebangsa
Hancurnya moral
Tergilasnya etikan
Musnahnya cinta sesama
Malang 16 Juni 2012
Istilah mentari teleh pancarkan sinarnya
Bukanlah sekedar harapan atau keinginan semata
Kesungguhan dan keniscayaan menjadi tumpuan
Inilah maksud hati yang selalu suci
Mengusir sepi meski hidup sendiri
Mendorong dengan semangat dan tekat
Melangkah terdekat sampai terlewat
Siapa yang akan tahu ketika pikiran jenuh
Siapa yang akan tahu ketika tubuh sudah mengeluh
Siapa yang akan tahu ketika pikiran menjijikan
Siapa yang sangka pemandangan indah membawa derita
Mereka yang mulya tak akan gelisah
Mereka yang bijak tidak akan murka
Mereka yang peduli tidak akan mati
Alam kehidupan, saling menghisap
Mengabil hak menjadi kwajiban
Mencuri sebgai sampingan
Berbohong, kebiasaan
Mengujat jadi Syarat
Demi ambisi menguasai negeri
Demi kebanggan tidak berarti
Jabatan jadi rebutan
Biasa mengeruk kekayaan
Nafsu birahi terlampiaskan pada setiap perawan
Menumpuk kekyaan milik jutaan orang
Mengihisap darah keringat saudara sebangsa
Hancurnya moral
Tergilasnya etikan
Musnahnya cinta sesama
Malang 16 Juni 2012
June 14, 2012
Semangat
Jalankan apa yang ada dalam pikiran
Menghendaki jalan kebenaran
Berdasar keyakinan pencapaian
Mengejar target penentuan
Meninggalkan semua benturan dengan ketegasan
Mengambil prioritas demi hilangnya batas
Menambrak penghalang kemalasan
Mencapai keberhasilan
Menghendaki jalan kebenaran
Berdasar keyakinan pencapaian
Mengejar target penentuan
Meninggalkan semua benturan dengan ketegasan
Mengambil prioritas demi hilangnya batas
Menambrak penghalang kemalasan
Mencapai keberhasilan
June 13, 2012
Pertarungan Medan Pikiran
Berjuta pertanrungan dalam pikiran
Antara logika dan mistika
Pertarungan panas antaranya
Antara logika dan dialektika
Pertarung dalam turnamen gagasan dan kemalasan
Mengahcurkan medan pertahanan dalam kebahagiaan
Pikiran dalam ketegangan
Hati menjadi wasit kemangan
Tubuh melaju dalam ranah hasil pertarungan
Tidak kesampaian menjadi kegelisahan
Hati penghibur
Membawa teduh kesabaran
Ketenangan atas belum ketercapian
Pertarungan hati dan kemauan
Gelisah tiada tara terus mendera
Sampai kapan dalam pertarungan
Dialektika kehidupan menjadi jawaban
Tercermin dalam kenyataan
Entah tubuh masih bisa merasakan atau termakan zaman
Antara logika dan mistika
Pertarungan panas antaranya
Antara logika dan dialektika
Pertarung dalam turnamen gagasan dan kemalasan
Mengahcurkan medan pertahanan dalam kebahagiaan
Pikiran dalam ketegangan
Hati menjadi wasit kemangan
Tubuh melaju dalam ranah hasil pertarungan
Tidak kesampaian menjadi kegelisahan
Hati penghibur
Membawa teduh kesabaran
Ketenangan atas belum ketercapian
Pertarungan hati dan kemauan
Gelisah tiada tara terus mendera
Sampai kapan dalam pertarungan
Dialektika kehidupan menjadi jawaban
Tercermin dalam kenyataan
Entah tubuh masih bisa merasakan atau termakan zaman
June 12, 2012
Selesai Ujian SNMPTN
Satu dalam bahagia menuju derita baru
Setelah bergelut dengan ratusan soal ujian
Melepas ketegangan, Bergelut penasaran
Antara lulus dan gagal
Orang tua bergelut dengan dana
Tercukupi atau anaknya gagal
Menahan diri agar kebutuhan anak terpenuhi
Meski berkerja sampai malam hari pantang selesai
Sebelum keberhasilan anak tercapai
Haran yang penting harapan tercapai
Anak berhasil
Nasibnya jauh lebih baik dari dari dirinya
Berkorban tak masalah demi rasa bangga
Meski sistem begitu menggencatnya
Keduanya tetap bersemangat
Mengejar peradaan demi kesejahteraan
Membekali diri dengan ilmu meski hasil tidak pasti
Belum lah tentu nasib akan berubah
Dinamana pun tempat penghisap akan merajalela
Setiap sudut menjadi cela mengisap sesama
Setelah bergelut dengan ratusan soal ujian
Melepas ketegangan, Bergelut penasaran
Antara lulus dan gagal
Orang tua bergelut dengan dana
Tercukupi atau anaknya gagal
Menahan diri agar kebutuhan anak terpenuhi
Meski berkerja sampai malam hari pantang selesai
Sebelum keberhasilan anak tercapai
Haran yang penting harapan tercapai
Anak berhasil
Nasibnya jauh lebih baik dari dari dirinya
Berkorban tak masalah demi rasa bangga
Meski sistem begitu menggencatnya
Keduanya tetap bersemangat
Mengejar peradaan demi kesejahteraan
Membekali diri dengan ilmu meski hasil tidak pasti
Belum lah tentu nasib akan berubah
Dinamana pun tempat penghisap akan merajalela
Setiap sudut menjadi cela mengisap sesama
Saat Meninggalkan Semuanya
Semua akan terpecah pada waktunya
Selesai dalam misi yang tidak terhenti
Pasti akan terjadi pada detik menjadi
Tidak cuma terpikiri dalam sehari
Sampai pada tubuh kaku
Jiwa terbang
Hati tiada bermaksud
Pikiran tiada ber ide
sendi tiada gerak
Nadi berhenti sendiri
"Meninggalkan semuanya tanpa harum nama"
Inilah saat kembali tanpa di nanti
Cita-cita harus terlupa
Entah generasi meneruskanya
Hilang termakan Zaman ataw menjadi peradapan
by: cairudin
Selesai dalam misi yang tidak terhenti
Pasti akan terjadi pada detik menjadi
Tidak cuma terpikiri dalam sehari
Sampai pada tubuh kaku
Jiwa terbang
Hati tiada bermaksud
Pikiran tiada ber ide
sendi tiada gerak
Nadi berhenti sendiri
"Meninggalkan semuanya tanpa harum nama"
Inilah saat kembali tanpa di nanti
Cita-cita harus terlupa
Entah generasi meneruskanya
Hilang termakan Zaman ataw menjadi peradapan
by: cairudin
SNMPTN 2012
Jutaan kepala mengukuti dengan seksama
Mata mengarah pada jutaan huruf dan angka
Demi nasib sejehtera, rela meski tubuh lelah
Mengadu nasib keluar daerah
Demi hilangnya kegelisahan dunia kerja
Demi kesengsaraan yang terus menggerus
Tubuh yang terhisap tanpa bahagia
Inilah alam nyata
Para siswa yang mau masuk tak ubahnya bebek yang digiring
Diarahka untuk disembelih keuanganya
Dihisap oleh para penyelenggara
Cukup bodoh tiada pilihan
Ssistem penghisapann yang membanggakan
Bangku Kuliah
Bangku pembodohan masal
Mata mengarah pada jutaan huruf dan angka
Demi nasib sejehtera, rela meski tubuh lelah
Mengadu nasib keluar daerah
Demi hilangnya kegelisahan dunia kerja
Demi kesengsaraan yang terus menggerus
Tubuh yang terhisap tanpa bahagia
Inilah alam nyata
Para siswa yang mau masuk tak ubahnya bebek yang digiring
Diarahka untuk disembelih keuanganya
Dihisap oleh para penyelenggara
Cukup bodoh tiada pilihan
Ssistem penghisapann yang membanggakan
Bangku Kuliah
Bangku pembodohan masal
June 11, 2012
Maksud Hati Akhir
Jalan diri dengan maksud hati
Hadapi misteri esok hari
Tanpa kehendak hati akan tertatih
Tanpa maksud yang dicapai akan tidak akan selesai
Maksud terlalu tinggi menjadi sakit hati
Dalam kecewa akan merana
Dalam gelisah akan sirna
Bukan itu yang sesuai
Masihkah akan terjadi
Hidup dalam sepi tanpa maksud hati
Maksud untuk terus terpacu dalam diri
Mengalir dalam nadi semangat
Terbentuk dalam implementasi
Terwujud dalam manfaat untuk sesama
Derasnya jebakan kegelisahan selalu didepan
Siap menghujam dalam ketidakpuasan
Tidak selesai dalam amarah gelisah
Sampai akhirnya sia-sia dirasa
Cairudin Malang 11.38 WIB
Hadapi misteri esok hari
Tanpa kehendak hati akan tertatih
Tanpa maksud yang dicapai akan tidak akan selesai
Maksud terlalu tinggi menjadi sakit hati
Dalam kecewa akan merana
Dalam gelisah akan sirna
Bukan itu yang sesuai
Masihkah akan terjadi
Hidup dalam sepi tanpa maksud hati
Maksud untuk terus terpacu dalam diri
Mengalir dalam nadi semangat
Terbentuk dalam implementasi
Terwujud dalam manfaat untuk sesama
Derasnya jebakan kegelisahan selalu didepan
Siap menghujam dalam ketidakpuasan
Tidak selesai dalam amarah gelisah
Sampai akhirnya sia-sia dirasa
Cairudin Malang 11.38 WIB
June 9, 2012
Ujung Penyesalan
Suatu penghormatan bukan kesalahan
Yang bisa salah itu, apa bentuk penghormatanya...??
Sebuah kesalahan menjadi kenikmatan melupakan kesungguhan
Masuk alam bawah sadar tanpa halangan
Inilah alam kenyataan yang tidak terasakan
Bukan keinginan untuk mendapatkan pujaan
Suatu bukan ketidak pastian yang tidak dirasakan
Alam yang tidak bisa lagi dipikirkan
Melambung tinggi dalam dimensi
Diatas dimensi pikiran
Begitu lama dalam dimensi nyata
Bertumpuk menjadi jutaan salah
Baru terasa ketika berdampak nyata
Penyesalan yang akhir ujung pengalaman
Yang bisa salah itu, apa bentuk penghormatanya...??
Sebuah kesalahan menjadi kenikmatan melupakan kesungguhan
Masuk alam bawah sadar tanpa halangan
Inilah alam kenyataan yang tidak terasakan
Bukan keinginan untuk mendapatkan pujaan
Suatu bukan ketidak pastian yang tidak dirasakan
Alam yang tidak bisa lagi dipikirkan
Melambung tinggi dalam dimensi
Diatas dimensi pikiran
Begitu lama dalam dimensi nyata
Bertumpuk menjadi jutaan salah
Baru terasa ketika berdampak nyata
Penyesalan yang akhir ujung pengalaman
Mengalirlah Semangat
Semangat dalam diri meski sendiri
Bersama diri terus mencari
Mengejar nilai kehidupan yang tersembunyi
Bukan berarti sombong diri
Tapi kenyataan yang harus dihadapai
Dalam ombak menerjang karang
Karang hambatan kehidupan
Mengejar pasir emas yang tidak terbatas
Terhampar bersama butiran pasir himtam kelam permasalahan
Juga sampah moral kehidupan
Dunia akan berubah seiring dengan usaha nyata
Dalam kenyataan menrangkai perubahan
Meski sendirian dalam perjuangan
Sang santria tiada kesepian
Bersama cita-cita terus berusaha
Hamapran padang kemalasan bukan hambatan
Padang rerumputan bukan kenyamanan yang menghiurkan
Tumpukan emas hanya sebatas hiasan
Gemercik air pengunungan hanya sementara
Bukan, bukan itu semua
Tetap tegar dalam semua meski jalan telah berbeda
Mengalir dalam garis yang tertulis
Menjadi pondasi dalam setiap nadi
Pedoman dalam setiap langkah
Air mengalir akan tetap dalam satu muara
Jalan panjang akan tetap sampai
Meski tumpukan bebatuan takan terhenti
Semakin deras semangat mengalir
Bersama diri terus mencari
Mengejar nilai kehidupan yang tersembunyi
Bukan berarti sombong diri
Tapi kenyataan yang harus dihadapai
Dalam ombak menerjang karang
Karang hambatan kehidupan
Mengejar pasir emas yang tidak terbatas
Terhampar bersama butiran pasir himtam kelam permasalahan
Juga sampah moral kehidupan
Dunia akan berubah seiring dengan usaha nyata
Dalam kenyataan menrangkai perubahan
Meski sendirian dalam perjuangan
Sang santria tiada kesepian
Bersama cita-cita terus berusaha
Hamapran padang kemalasan bukan hambatan
Padang rerumputan bukan kenyamanan yang menghiurkan
Tumpukan emas hanya sebatas hiasan
Gemercik air pengunungan hanya sementara
Bukan, bukan itu semua
Tetap tegar dalam semua meski jalan telah berbeda
Mengalir dalam garis yang tertulis
Menjadi pondasi dalam setiap nadi
Pedoman dalam setiap langkah
Air mengalir akan tetap dalam satu muara
Jalan panjang akan tetap sampai
Meski tumpukan bebatuan takan terhenti
Semakin deras semangat mengalir
Menjadi Berarti
Dalam susah kita patut bertanya, kenapa..?
Dalam gelisah patut kita bertanya, untuk apa..?
Dalam sedih patut kita bertanya, apa arti..?
Dalam Masalah kita bertanya, Adakah hikmah..?
Inilah kenyataan dalam setiap kehidupan
Dalam nadi kehidupan dan keseharian
Pada siapa pun bisa terjadi dan bisa terjadi
Tak bisa dikira kapan dan dimana...?
Semua lebihkejam dari yang disangka
Kehidupan manusia lebih terjajah dengan sesama
Dalam gelisah patut kita bertanya, untuk apa..?
Dalam sedih patut kita bertanya, apa arti..?
Dalam Masalah kita bertanya, Adakah hikmah..?
Inilah kenyataan dalam setiap kehidupan
Dalam nadi kehidupan dan keseharian
Pada siapa pun bisa terjadi dan bisa terjadi
Tak bisa dikira kapan dan dimana...?
Semua lebihkejam dari yang disangka
Kehidupan manusia lebih terjajah dengan sesama
June 8, 2012
Hina Membara
Akulah sang hina Membara ...
Siap menrjang badai amarah
Siap menghancurkan segala dusta
Siap meleburkan serakah
Siap menjtuhkan langit kesombangan
Inilah diriku yang terus terpacu
Inilah tubuh terpompa darah semangat
Inilah nadiku mengalir nurani
Inilah pikiranku berlandas hakiki
Inilah hatiku berpodoman kata suci
Inilah dan inilah untuk perubahan
Berdasar: ketertindasan diri
Keprihatinan bersaman
Penjajahan kesadaran
Kematian nurani
Kenhancuran moral
Keserahan jabatan
Kerakusan kekayaan
Bukan musibah bangsa Tapi bagaimana kita merubahnya
Bukan nasib yang celaka tapi usaha harus nyata
Bukan takdir sia-sia tapi kemauan untuk perubahan
Bukan cuma menanti Keniscayaan
Semua harus segera dilakukan
Siap menrjang badai amarah
Siap menghancurkan segala dusta
Siap meleburkan serakah
Siap menjtuhkan langit kesombangan
Inilah diriku yang terus terpacu
Inilah tubuh terpompa darah semangat
Inilah nadiku mengalir nurani
Inilah pikiranku berlandas hakiki
Inilah hatiku berpodoman kata suci
Inilah dan inilah untuk perubahan
Berdasar: ketertindasan diri
Keprihatinan bersaman
Penjajahan kesadaran
Kematian nurani
Kenhancuran moral
Keserahan jabatan
Kerakusan kekayaan
Bukan musibah bangsa Tapi bagaimana kita merubahnya
Bukan nasib yang celaka tapi usaha harus nyata
Bukan takdir sia-sia tapi kemauan untuk perubahan
Bukan cuma menanti Keniscayaan
Semua harus segera dilakukan
Pendidikan Jungkir Balik
Dalam jalan pendidikan
Mengantarkan manusia menuju dewasa
Menuju sejahtera dan bahagia
Mengejar ambisi membangun negeri
Mengukir sejarah untuk peradapan manusia
Menjadi ujung tombak perubahan
Menjadi senjata perlawanan
Menghacurkan penindasan dan penghisapan
Menghanguskan keserahkahan
Tapi apa kenyataan
Pendidikan berbalik arah dan tujuan
Pendidikan menjadi alat penghisapan dan pembodohan
Pendidikan menjadi belenggu kemandirian
pendidikan menjadi duri negeri
Apa yang terjadi...???
Kenapa begini..???
Bukankah pendidikan menjadi pondasi
Pondasi keberlangsungan kemerdekaan
Dasar moral dan etika
Landasan mereka yang butuh bahagia bersama
By: Cairudin
Mengantarkan manusia menuju dewasa
Menuju sejahtera dan bahagia
Mengejar ambisi membangun negeri
Mengukir sejarah untuk peradapan manusia
Menjadi ujung tombak perubahan
Menjadi senjata perlawanan
Menghacurkan penindasan dan penghisapan
Menghanguskan keserahkahan
Tapi apa kenyataan
Pendidikan berbalik arah dan tujuan
Pendidikan menjadi alat penghisapan dan pembodohan
Pendidikan menjadi belenggu kemandirian
pendidikan menjadi duri negeri
Apa yang terjadi...???
Kenapa begini..???
Bukankah pendidikan menjadi pondasi
Pondasi keberlangsungan kemerdekaan
Dasar moral dan etika
Landasan mereka yang butuh bahagia bersama
By: Cairudin
June 7, 2012
Harusnya Kita Bertanya
Kenapa kita selaluh bertanya kebodohan dan keasalahan orang lain
Kenapa kita tidak bertanya akan kebodohan diri
Bukan ketika kita bertanya atas kesalahan orang lain juga merupkan tindakan yang salah
Bukankah kesalahan butuh dibenarkan...!!!
Bukankah siapa saja bisa berbuat salah...!!!
Hanya kebenaran abadi yang tetap hakiki
Tetaplah hanya mereka yang meyakini....
Kebenaran manusia masih menyimpan berjuta pertanyaan
Pertanyaan untuk sesama manusia
Bukan manusia ketika tidak bisa bertanya
Dan menyimpan berjuta pertanyaaan ketika kita mengetahui kenyataan
Dan kenyataan menyimpan berjuta rahasia
Rahasia menyimpan berjuta mutiara
Mutiara bagi yang dapat menyibak nilainya
Dalam realita rakyat bertanya pada pemerintah
Kanapa nasib tetaplah sama
Sama dalam jurang derita kemiskinan dan penghisapan
Inilah kenyataan pertanyaan yang belum bisa terjawabkan
Siapapun mereka yang duduk di kursi jabatan
Siapapun yang mampu hanya sebatas bisa bicara
Bicara dengan janji fatamorgana
Demi ambisi untuk menguasai negeri
Demi kepentingan pribadi
Demi ambisi untuk mengeksploitasi
Sesekali kita harus bertanya mengapa ini terjadi...??
Dicelah berjuta pertanyaan yang terjadi
Di alam pikiran yang sadar
Di alam sadar yang hakiki
Kenapa terjadi bertanya dua kali untuk Negeri ini
Kemiskinan dan kebodohan masih dirasakan
Kemiskinan menyebabkan tidak dapat mengakses pendidikan
Pendidikan yang dapat di akses tidak dapat membentuk kemandirian
Pendidikan, jika demikian bukankah alat yang membodohkan...??
Sekali lagi kita bertanya kepada mereka yang serakah..???
Selalu berambisi tidak membangun negeri
Menghacurkan nurani
Menghacurkan etika diri
Sekali lagi kita harus bertanya....??
Apakah moral dan hati nurani tidak bisa menjawab
Hancurnya harga diri
Hancurnya generasi negeri
Hancurnya saling berbagi dan memberi...
By: Cairudin
Kenapa kita tidak bertanya akan kebodohan diri
Bukan ketika kita bertanya atas kesalahan orang lain juga merupkan tindakan yang salah
Bukankah kesalahan butuh dibenarkan...!!!
Bukankah siapa saja bisa berbuat salah...!!!
Hanya kebenaran abadi yang tetap hakiki
Tetaplah hanya mereka yang meyakini....
Kebenaran manusia masih menyimpan berjuta pertanyaan
Pertanyaan untuk sesama manusia
Bukan manusia ketika tidak bisa bertanya
Dan menyimpan berjuta pertanyaaan ketika kita mengetahui kenyataan
Dan kenyataan menyimpan berjuta rahasia
Rahasia menyimpan berjuta mutiara
Mutiara bagi yang dapat menyibak nilainya
Dalam realita rakyat bertanya pada pemerintah
Kanapa nasib tetaplah sama
Sama dalam jurang derita kemiskinan dan penghisapan
Inilah kenyataan pertanyaan yang belum bisa terjawabkan
Siapapun mereka yang duduk di kursi jabatan
Siapapun yang mampu hanya sebatas bisa bicara
Bicara dengan janji fatamorgana
Demi ambisi untuk menguasai negeri
Demi kepentingan pribadi
Demi ambisi untuk mengeksploitasi
Sesekali kita harus bertanya mengapa ini terjadi...??
Dicelah berjuta pertanyaan yang terjadi
Di alam pikiran yang sadar
Di alam sadar yang hakiki
Kenapa terjadi bertanya dua kali untuk Negeri ini
Kemiskinan dan kebodohan masih dirasakan
Kemiskinan menyebabkan tidak dapat mengakses pendidikan
Pendidikan yang dapat di akses tidak dapat membentuk kemandirian
Pendidikan, jika demikian bukankah alat yang membodohkan...??
Sekali lagi kita bertanya kepada mereka yang serakah..???
Selalu berambisi tidak membangun negeri
Menghacurkan nurani
Menghacurkan etika diri
Sekali lagi kita harus bertanya....??
Apakah moral dan hati nurani tidak bisa menjawab
Hancurnya harga diri
Hancurnya generasi negeri
Hancurnya saling berbagi dan memberi...
By: Cairudin
June 6, 2012
Penjajah Tiada Terasa
Dalam tawa melupakan masalah
Dalam senyum melupakan jenuh
Dalam canda melupakan gelisah
Dalam bahagia penuh beban merana
Sebagai fatamorgana sekilas mata
Secepat cahaya penerang gelap sementara
Hanya sekilas saja
Selamanya tetap dalam terjajah
Dalam belenggu penindasan
Penghisapan dalam yang tanpa dirasakan
Eksploitasi tenaga dan kepandainya
Kecerdasan terenggut dengan seksama
Lebih menyakitkan dari pengrukan kekayaan alam
Ekspoitasi emas dan berlian terlihat nyata
Bermain kebijakan agar lebih mudah
Mengeruk kekayaan sekalian manusianya
Bukan lagi penjajahan fisik
Penjajahan alam bawah sadar
Tiada terasa terjajah
Masihkah kita bangga dikatakan Negara merdeka
Ketika Sekolah tidak bisa
Ketika Berobat kerumah sakit tidak bisa
Ketika makan hanya secukupnya
Berkerja harus lebih dari waktunya....
Dalam senyum melupakan jenuh
Dalam canda melupakan gelisah
Dalam bahagia penuh beban merana
Sebagai fatamorgana sekilas mata
Secepat cahaya penerang gelap sementara
Hanya sekilas saja
Selamanya tetap dalam terjajah
Dalam belenggu penindasan
Penghisapan dalam yang tanpa dirasakan
Eksploitasi tenaga dan kepandainya
Kecerdasan terenggut dengan seksama
Lebih menyakitkan dari pengrukan kekayaan alam
Ekspoitasi emas dan berlian terlihat nyata
Bermain kebijakan agar lebih mudah
Mengeruk kekayaan sekalian manusianya
Bukan lagi penjajahan fisik
Penjajahan alam bawah sadar
Tiada terasa terjajah
Masihkah kita bangga dikatakan Negara merdeka
Ketika Sekolah tidak bisa
Ketika Berobat kerumah sakit tidak bisa
Ketika makan hanya secukupnya
Berkerja harus lebih dari waktunya....
June 5, 2012
Susah Sampai Lepas Nyawa
Dalam jurang kebodohan
Hanya kegelapan yang ada
Dalam setiap detik dihisap tanpa dirasa
Bukan menjadi salah pelakunya
Kesempatan dan sistemlah yang menjaratnya
Bukan kita yang salah juga
Bisa pula dia yang disalahkan
Bukan mereka yang salah tidak mau belajar
Tiada kesempatan itu yang menjadi kenyataan
Kebodohan menjadikan kita dalam jurang penjajahan tanpa dirasakan
Kemiskin sudah menjadi kebiasaan yang harus dirasakan
Siapa saja dan untuk semuanya
Negara tiada bisa untuk menjawabnya
Masihkah harapan dan kepercayaan kita berikan
Pada para pengusa negara yang serba serakah
Pada mereka yang tiada pernah merasa susah
Bahagia menghisap saudara menjadi sloganya
Selama alam nyata, sampai liang kubur
Hanya kegelapan yang ada
Dalam setiap detik dihisap tanpa dirasa
Bukan menjadi salah pelakunya
Kesempatan dan sistemlah yang menjaratnya
Bukan kita yang salah juga
Bisa pula dia yang disalahkan
Bukan mereka yang salah tidak mau belajar
Tiada kesempatan itu yang menjadi kenyataan
Kebodohan menjadikan kita dalam jurang penjajahan tanpa dirasakan
Kemiskin sudah menjadi kebiasaan yang harus dirasakan
Siapa saja dan untuk semuanya
Negara tiada bisa untuk menjawabnya
Masihkah harapan dan kepercayaan kita berikan
Pada para pengusa negara yang serba serakah
Pada mereka yang tiada pernah merasa susah
Bahagia menghisap saudara menjadi sloganya
Selama alam nyata, sampai liang kubur
Purnama Derita
Dalam cerah purnama mengais cahaya
Mengumpulkan semangat melawan dingin
Dingin kesepian akan kesejahteraan
Melawan perih perut kelaparan
Hanya demi satu pertahanan
Bisa bertahan demi keberlangsungan hidup
Tapi hidup yang tetap susah dan derita
Hanya sebagai robot belaka
Berkerja untuk para tuan yang serakah
Menghisap darah keringat para pekerja
Inilah alam nyata para penjajah yang tiada terasa
Mengisap saudara sendiri tanpa henti
Mengapa begini, pertanyaan yang selama ini
Pertanyaan tiada jawaban sampai akhir Zaman
Terjawab dengan kenyataan perubahan pemikiran
Sampai kapan???
Sampai kesadaran utuh
Kesadaraan Ilmiah
Kesadaran nyata
Perubahan !!!
By: Cairudin
Mengumpulkan semangat melawan dingin
Dingin kesepian akan kesejahteraan
Melawan perih perut kelaparan
Hanya demi satu pertahanan
Bisa bertahan demi keberlangsungan hidup
Tapi hidup yang tetap susah dan derita
Hanya sebagai robot belaka
Berkerja untuk para tuan yang serakah
Menghisap darah keringat para pekerja
Inilah alam nyata para penjajah yang tiada terasa
Mengisap saudara sendiri tanpa henti
Mengapa begini, pertanyaan yang selama ini
Pertanyaan tiada jawaban sampai akhir Zaman
Terjawab dengan kenyataan perubahan pemikiran
Sampai kapan???
Sampai kesadaran utuh
Kesadaraan Ilmiah
Kesadaran nyata
Perubahan !!!
By: Cairudin
June 4, 2012
Ringan Melawan
Tiada terpakasa ketika hati bahagia
Unsur senyum mewarnai setiap langkah
Nadi berjalan tanpa tekanan
Kaki tanpa getar melawan kepedihan
Tubuh ringan dalam perlawanan
Pertama yang harus dijalankan adalah kemauan
Dasar dari mau menjalankan segala nadi
Setiap gerak menjadi segala darinya
Pondasi atas prilaku dan tindakan yang dikerjakan
Poros segala pencapaian cita-cita
Unsur senyum mewarnai setiap langkah
Nadi berjalan tanpa tekanan
Kaki tanpa getar melawan kepedihan
Tubuh ringan dalam perlawanan
Pertama yang harus dijalankan adalah kemauan
Dasar dari mau menjalankan segala nadi
Setiap gerak menjadi segala darinya
Pondasi atas prilaku dan tindakan yang dikerjakan
Poros segala pencapaian cita-cita
June 2, 2012
Sempurna Tapa disadari
Pikiran manusia bisa berkembang
Pikiran manusia bisa redup
Perkembangan dunia tidak lepasa dari perkebangan pikiran manusia
Dunia yang begitu megah
Dunia yang begitu hina tidak lepas dari ulah manusia
Ulah dan tindakan manusia tidak lepas dari pikiranya
Pikiran adalah mutiara yang paling indah
Pikiran juga bisa menjadi racun mematikan
Inilah peradapan
Tidak pernah lepas dari dua sisi
Sisi perkembangan dan kehancuran
Inlah kenyataan dari filasafat cina
Jika salah satu tidak seimbang pasti akan guncang
jika satu kebanyakan
jika satu lagi kekurangan maka ada penghisapan
Inilah jika yin dan yang
suatu keseimbangan dari roda kehidupan
Antara hak dan kwajiban
Antara upah dan dan tenaga
Antara aturan dan yang diatur
Semua akan jadi nyata
Semua akan jadi sempurna
Ketika menjadi tujuan bersama
Menjadi kesadaran utuh
Menjadi implikasi tanpa disadari
By: Cairudin
June 1, 2012
Hancur Berarti
Mengejar mentari Meski tubuh tak berarti
Mengaisi kehidupan dalam puing kehancuran
Merebhakan dalam panasya
Agar beban masalah dan derita tiada terasa
Meski daging akan mengering tapi tidak ada semangat itu kering
Meski tubuh telah hancur tapi tidak ada sebuah cita-cita itu mundur
Meski tulang tulah remuk tapi tidak ada idiologi tertekuk
Tubuh memang tiada berdaya tapi pikiran dan hati masih berkuasa
Mendorong semua materi menjadi satu inti
Mengikat semua elemen menjadi satu pemikiran
Menjadi satu muara kedamaian
Biarlah tubuh hancur asalkan semangat tiada kendur
Biarkan tubuh musnah asalakn cita-cita terjaga
By: Cairudin
Subscribe to:
Posts (Atom)