June 30, 2012

Apatisasi Mahasiswa

Sadar atau sekedar mengumbar
Kicauan mahasiswa menguhujat mereka yang menjabat
Mecaci-maki mengutuk mereka yang tidak peduli
Kehidupan mahasiswa yang beraneka warna
Apatis atau apatis?

Pilihan dalam masa study!
Mahasiswa peran utama dalam kehidupan sebelum nyata
Kehidupan bernegara yang sebelumnya belum tercatat sejarah
Perjuangan untuk diri sendiri dan generasi
samapai kapan keadaan masyarakat melarat
Tereksploitasi dalam kondisi sedih 

Langkah politis memang perlu disadari oleh para generasi khusunya mahasiswa
Tonggak hitam perubahan
Ujung pedang kehancuran budaya
Kematian moral dan etika

Kehancuran moral para pejabat tanggung jawab semua masyarakat
Kebutaan politik generasi mahasiswa hegemoni budaya
Apatisasi mahasiswa terhadap kaum duafa
Penjauhan diri dari kehidupan nyata
Sengsara selamanya!
Hidup mulia yang hampa!

Meja kuning Malang 29 Juni  2012 
 

June 28, 2012

Sebutir Celaka

Sebutir kegelisahan bisa menjadi celaka
Ketika pedang semnagt tidak menyingkirkan
Kegundahan akan ketidakberhasilan menjadi hambatan dalam tujuan
Sampai dimana tingkat keberhasilan akan tercapai?
Proses yang mengiri....



Meja kuning 29 Juni 2012

Pendidikan Menghacurkan

Pendidikan hanya alat penindasan
Menundah kekreatifan
Menahan kesuksesan masa depan
Membentuk pengangguran
Mengunci kecerdasan


Sampai kanpan?
Pendidikan membodohkan
Pendidikan penghisapan
Pendidikan menghacurkan


Satu sudut pandang dalam kenyataan 
Satu kenyataan yang harus diperhatikan
Pendidikan adalah membentuk manusia merdeka
Merdeka seutuhnya mencapai kesempurnaan kehidupan




Kantin, Malang 28 Juni 2012



June 27, 2012

Pencapaian

Keberania akan menjadi modal 
Keberanian akan menjadi celaka
Penyeimbang semua adalah logika
Logika tidak akan sempurna tanpa anti logika


Kesempurnaan semu akan berlabu
Sebatas kata, sebatas keinginan dan harapan
Semua akan sirna termakan zaman
Selesai dalam kegagalan


Semua dapat tercapai dengan sempurna
Ketika proses sempurna
Proses melibatkan semua analisa 
Mematangkan semangat dan tidakan nyata
Memperhatiakan sekecil apapun rintangan
Mengatisipasi setiap halangan
Mengevaluasi setiap kegagalan sampai titik klimaks keberhasilan


Malang 28 Juni 2012

Jalang Manusia, Indah Binatang

Kegagalan negara tepaku pada pondasi generasinya
Pondari perubahan kehancuran atau kerusakan 

Degradasi moral kehancuran etika
Keruntuhan tata krama
Kemusnahan penghormatan
Kematian persaudaraan

Kemana semua?
Hancur, punah hakikat sesama
Tiada perbedaan manusia dan binatang jalang
Manusia jalang pun lebih jalang dari binatang

lebih indah kehidupan ayam
Lebih hina singa memakan anaknya
Kehidupan manusia ketika hancur sudah

Semua terserah yang muda
Semua terseerah generasinya
 
 

June 26, 2012

Keserakahan, Jalanan

Jalanan penuh dengan kesesakan menghancurkan kenyamanan yang bertahun-tahun diciptakan
Mengejar kenyamanan yang penuh dengan kepangapan
Memberlakaukan kebijakan demin kenyamanan keseharian
Free day slogan 

Ribuan kendaraan yang setiap hari memadati
Bukan untuk apa apa, semua butuk penghidupan
Semua butuh perpindahan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan
Kadangkala justru menjadi amuk masa 
Atas keruwetan pada jalanan, kemacetan 

Bukan salah kendaraanya atau orang yang memilikinya
Mereka yang serahkahlah tetap menjadi awal semuanya  
Mereka yang tak punya tetaplah hanya bisa membuka mata
Mengamati dan merasa iri
Korban dari keangkuhan kendaraan


Malang 26 Juni 2012

June 25, 2012

Ketidak Sadaran dalam Penjajahan

Sebelum genderan perang di tabuh
Kemurkaan menjadi batu
Sakit hati menjadi duri
Kekecewaan menjadi pedang
Penindasan menjadi perlawanan 

Siapakan semua menjadi strategi
Mengahadapi siapapun tidak peduli
Kekuatan lawan menjadi kekuatan diri
Kelemahan lawan hanya pelampiasan diri
Siapapun yang kalah atau menang akan menjadi perubahan

Kepada siapapun menjadi kekuatan melawan
Saat mencapai titik klimaks ketidak puasan 
Inilah kenyataan menjadi bagian penderitaan
Inilah eksploitasi yang tidak disadari 
Mencapai titik klimaks kehancuran diri 
Sampai saat ini masih dalam jurang  ketidak sadaran penjajahan

Malang 26 Juni 2012

Penindasan Dalam goresan Tangan

Sistem peradapan Menjadikan untuk penataan
Menyusun aturan demi kepentingan
Entah mau dibawah kemana atau cuma keserakahan saja
Memang mereka yang mempunyai kesempatan berfikir lebih
Mempertahankan kekuasaan dengan kebijakan
Menghisap mereka di bawahnya dengan goresan tangan

Menghilangkan harga diri demi kepentingan pribadi



June 23, 2012

Manusia Awal

Sesama tanpa batas
Sesama tanpa klas 
Sesama untuk sejahtera
Sesama untuk hidup bersama
Alam raya masih kaya
Pepohonan masih mencukupinya
Binatang buruan masih berkeliaran
Serba kecukupan tanpa keserakahan

Sayang tidak bisa dilupakan 
Akal manusia berkemabang
Pemikiran dan peradapan menjadi landasan
Keserakahan bermunculan dan berserakan
Tanpa berkerja hidup mulia
Menghisap sesama menjadi pekerja
Berkuasa dan seenaknya

Manusia menjadi benda
Berkeja semau tuanya
Menjadi boneka yang bisa dibuat apa saja
Di bunuh dan jual hal biasa

Lebih cepat  peradapan berkembang

Kehancuran dan kejayaan seimbang
Awal semua peradapan manusia
Konsep embrio Negara dan agama 


Malang 24 Juni 2012
 

Kemerdekaan Semu, Penjajahan yang Sempurna

Siapa berkata perjuangan kecil akan sia-sia
Siapa yang nista dengan mereka yang menjadi sisa-sisa
Siapa yang hina dengan mereka yang dianggap tidak ada
siapa yang tidak terima menjadi ujung yang bermuara


Perubahan menjadi impian 
Kedamaian dan kesejahteraan mejadi kebutuhan
Semua bukan tanpa alasan
Kenyataan hidup menjadi tendensi

Hidup serba susah penuh gelisah
Hidup serba kurang dan kecewa
Hidup serba nista dan nestapa
Hidup serba hampa dari bahagia

Sesuap nasi menjadi pondasi hidup hari ini
Mengais demi butir 
Menukar dengan butiran keringat
Sampai mati atau akan selesai

Mengemis bahagia dengan merasa sempurna 
Merasa cukup dengan serba tidak ada
Merasa bahagia dengan senyum hampa
Merasa damai dalam serba sepi

Munusuk empati dengan mereka yang simpati
Terbenturkan kerasnya hati serakah dari mereka yang berkuasa
Terpecah dalam aksi jalanan mentut upah kesejahteraan
Tertuang dalam jutaan poster tuntutan
Menutut hidup sejahtera
Menuntut sembako murah
menuntut pendidikan gratis dan ilmiah
Menuntut mereka yang serakah masuk penjara
Menuntut kehidupan yang merdeka seutuhnya
 
Dalam kegelisahan yang sempurna
Selimut penghisapan semakin mendalam
Berbentuk kebudayaan yang mengasikan
Pembodohan dalam pemikiran berkedok pendidikan


Memang kita menjadi bangsa terjajah yang sempurna
Tanpa dirasa, kita malah mendukungnya
Dengan berbondong-bondong jutaan kepalan terbodohinya
Mengikuti arus: politik, ekonomi, budaya, teknologi dan agama serba impor


Malang 22 Juni 2012

Musnah Manusia

Sampai kapan kita masih dalam alam mimpi
Mengejar hal yang belum pasti meski telah diyakini
Mencibir dan memaki diri sendiri mungkin sudah pasti
Ketika kegagalan menyandang
Atas ketidak mampuan dan ketledoran


Bukan menjadi sakti dalam uji
Menjadi kuat dalam sering berbuat
Menjadi hebat dalam isyarat
menjadi pandai dalam memilih


Semua menunggu niscaya ketika terjadi
Menuggu awan turun kebumi 
Sampai kapanpun tidak akan terjadi
Sebelum sekecil apapun perbuatan kita hargai
Secuil ekpresi menjadi bagian dari kebahagiaan


Bukan bermaksud mengemis penghargaan dan pengakuan
Sampai kapan akan menghina diri?, ketika sombong nadi
Merendahkan mereka yang memang belum mampu
Menafikan kehebatan yang tertutup keburukan
Memandang pincang kehidupan seseorang


Kehidupan ini sudah hina
Kehidupan sudah berbalik arah
kehidupan sudak keluar dari hakikatnya
kehidupan menafikan kemanusiaan


Hina dengan segala bentuk tingkah tanpa etika
Tersandarkan semua moral dalam oral
Tersingkirkan kesucian dalam pergaulan
Hancur sudah tauladan dalam perbuatan


Terbalik sudah hubungan sesama
Berada pondasi dasar hina
Tujuan kehidupan abadi tanpa tendensi
Hidup hanya untuk kerja dan uang semata
Perubahan kualitas pun tiada usaha
Terjerumus dalam penghisapan dunia kerja


Iklan tiada buruknya 
Pengihaan pada sesama, hal biasa
Hilanglah sudah hidup bersama
Menjadi makluk purba
Hidup sendiri-sendiri 
Menuruti kepuasan diri
Hilang subtansi manusiawi



Malang 22 Juni 2012

June 22, 2012

Administrasi Penjajah Kecil

Administrasi untuk memperbaiki 
Bukan tempat untuk mempersulit diri
Logika dibangun atas kesemrawutan
Kesemrawutan  menjadi bagian ketidakadilan

Tapi sekarang ketidakadilan menjadi bagian penindasan
Adminsistrasi menjadi bagian kepentingan keserakahan pribadi
Membeleunggu mereka yang ragu
Menatap jemuh semua yang berlaku
 

Keiklasan Tergoyakan

Kerelaan dan iklasan telah tergoyah
Terbakar cemburu pada suatu yang tidak tentu
Tergerus hangus pada sikap mereka 
Keteudah keyakinan runtuh
Terpendam dalam diri




 

Hancurnya Titik Kecil

Sampai kapan kita bicara ketertindasan
Sampai kapan penjajahan akan terbelangsungkan
Samapi  kapan pikiran akan dihancurkan
Sampai kapan dalam selimut penjajahan

Keindahan budaya membuat negara hina
Keistimaan para pejabat menjadi rakyat bejat
Kedamaian negeri menjadi rakyat tereksploitasi
Keyaan negara menjadi rakyat sengsara

Bukanlah pertanyaan tanpa tindakan
Apa beda kita dengan kampaye para calon pemimpin Negara
Dimana beda kita dengan semua yang berkuasa
Masikah terus kita bicara 

Siapa yang kita pedulikan?
Siapa yang kita bela?, saat diri masih terhina
Siapa yang kita rubah saat tempat tinggal kita masih berantakan
Untuk apa semuanya?


Akankah perubahan besar terjadi
Ketika hal kecil belum terjadi
Akankah kita membantu sesama 
Saling menghargai telah mati


Kesadaran akan selamanya semu
Sebelum terbenturkan mereka dengan kenyataan
Kenyataan masih menggantungkan kenyamaan
Penindasan berselimut fatamorgana kejayaan




Malang 22 Juni 2012
 

Atas Semua Tingkah, Menodai Rela

Panasnya api membakar besi
Mengalir dalam nadi yang lebih membara

Padamnya kebersamaan yang tergeserkan 
Cinta sesama telah sirna
Terbakar dalam ambisi dan emosi hati
Mata mengamati ketidak terimaan
Menghujam segala sudut yang carut marut

Atas sebuah tingkah yang semaunya 
Atas sikap yang seenaknya
Atas petaka kata-kata
Atas mereka yang menghinakan sesama


Menghisap tanpa dirasa
Menghujam mereka yang tidak bersalah 
Menyakiti dalam subtansi
Menjajah pikiran yang cerah
 
Memadamakan semangat yang suka rela
Keiklasan telah ternoda
Kebersamaan telah di hina
Atas semua


Apa arti sebuah kata bersama dan sesama
Apa arti mereka nista
Apa arti tidak rela
Terpendam semua
Semoga menjadi hal yang sempurna




Malang 22 Juni 2012

June 18, 2012

Berpegang Kayakinan

Jalan kan kehidupan masing-masing
Sesuiakan dengan alam pikiran sendiri-sendiri
Ketika kita menjadi makluk pribadi
Perbaiki diri sebelum tersakiti


Menjadi hidup bersama pada saatnya
Pada suatu titik yang lebih nyata
Sampai akhir kehidupan istimewa
Berujung pada penutupan mata


Saat bersama tiada pasti akan bahagia
Sebelum selesai pikiran dan tujuan
Pemahan dan kebutuhan untuk melakukan
Sampai saatnya akan berubah dengan sendirinya


Kesabaran untuk mencapai kebersamaan memang penderitaan
Dalam kegelisahan mencari jawaban
Berpegang pada keyakinan  dan kepercayaan
Entah bertahan sampai kapan?


Malang 19 Juni 2012

Dialektika Hitam Kehidupan

Sampai kapan kita menyalahkan dialektika kehidupan
Sampai kapan kita dalam keputusasaan
Sampai kapan kita mencaci kehidupan
Samapi kapan kita dalam ketidakterimaan

Menjalani kehidupan penuh dengan kesengsaraan
Menjalani penghisapan hidup dalam kesusahan makan
Menjalani ekploitasi dalam gaji
Menjalani kerja penuh persaingan dan ketidakberdayaan

Kapan kita bisa memilih, tanpa pilihan
Kapan semua bisa bahagia dalam sejahtera
Kapan semua bisa damai di kehidupan dunia ini
Kapan semua bisa tertawa dalam keindahan
Kapan semua bisa menikmati hasil keringat sendiri dengan penuh senang hati

Lubang kenistaan masih cukup dalam
Belenggu jurang kelam masih sangat curam
Kita hidup didalamnya
Yakni negara yang hina


Malng 12 Juni 12
 

Ambisi

Menghadapi masalah dengan meradang
Menembus pandangan siapa saja yang dikatakan
Ambisi untuk menghabisi 
Siapapun dimuka diri siap untuk di hantam

Tidak peduli sekuat apapun lawan
Tanpa mengukur diri untuk mati
Menang pun tanpa penghargaan
Kepuasan hanya sekilas genggaman tangan

Siap dipukulkan kepada siapa pun  menghalang
Meski demi kebaikan, diri tidak ada peduli

Bahkan kebaikan menjadi ancaman
Terjerumus dalam kecerobohan diri 


Mata  semakin memerah luapkan amarah
Darah mendidih menjadi perih dalam hati
Nadi siap mengejar ambisi
Mengalir dalam tubuh untuk terus melaju


Rasa iba akan sirna dengan sendirinya
Seiring malapetaka hati yang tercela
Tergerus ambisi semua akan cepat selesai
Tanpa peduli pada siapapun menghalangi

Darah akan siap tertumpah dari mereka 
Penghalang




 Malang 18 Juni 2012

June 17, 2012

Abisi Kuliah

Ribuan kepala dengan bangga untuk masuk ke lembaga
Membawa jutaan harapan untuk masa depan
Dengan ketulusan dan do'a orang tua terus melangkah
Ribuan seleksi dan rintangan pengalaman baru terus diburu
Demi mendapat setatus mahasiswa baru

Status bisa masuk dalam gedung megah 
Perguruan tinggi menjadi sasaran utama
Demi ketercapaian rasa bangga orang tua
Status yang agungkan sebelum didapatkan
Status yang diidamkan, demi anggapan

Terus melangkah, meski kegagalan dan kekecewaan  taruhanya
Yakin tiada kesia-sian atas yang dilakukan
Semua demi pengalaman
Semua demi masa depan, entah seperti apa..!!!

Menatap ragu pada lembaran kertas yang terpaku
Menerjang setiap sudut tembok gedung yang siap membelenggu
Tertuang informasi nomor diri yang berbaris letih...


Malang 18 juni 2012
 
 
 

Mengahadapi Test SPMB

Rasa penasaran yang di pendam
Terkejar dalam keinginan pencapaian
Sesampai pada diding-dinding bangunan
Terpuaskan dengan selembar kertas pengumuman

Isi gedung yang belum terjawabkan
Haus dan antusias menghadapi hari esok
Saat pertarungan kemampuan dan sistem terahasiakan
Siapa yang tahu ukuran dengan puluhan pertanyaan
Itulah pembodohan sebelum penghisapan

Kesusahan yang belum di ketahui
Penindasan yang tiada dirasakan
Penghisapan yang menggiurkan
Demi masa depan pengorbanan harus dilakukan

Penjajahan berkedok pendidikan
Eksploitasi berkedok alat damai


Harapan  dan masa depan dipertaruhkan
Jutaan rupiah harus dikeluarkan
Jutaan tetes keringat orang tua harus diperas
Demi kebanggaan sang anak

Karunia Dilupakan

Sekejab berjalan 
Melangkah demi masa
Mengejar apa yang dicari
Beruntung mempunyai keinginan


Tuhan masih sayang
Manusia makluk punya kepekaan
Patut disayangkan jika tidak digunakan
Mengingkari karunia Tuhan 


Kepekaan untuk sesama
Demi bahagia bersama
Demi sejahtera sesama
Demi cinta untuk semua
Demi keberlangsungan selanjutnya



June 16, 2012

Hancur-Hancur

Maksud hati akan bahagia ketika malam  tiba
Istilah mentari teleh pancarkan sinarnya
Bukanlah sekedar harapan atau keinginan semata
Kesungguhan dan keniscayaan menjadi tumpuan


Inilah maksud hati yang selalu suci
Mengusir sepi meski hidup sendiri
Mendorong dengan semangat dan tekat
Melangkah terdekat sampai terlewat


Siapa yang akan tahu ketika pikiran jenuh
Siapa yang akan tahu ketika tubuh sudah mengeluh
Siapa yang akan tahu ketika pikiran menjijikan
Siapa yang sangka pemandangan indah membawa derita


Mereka yang mulya tak akan gelisah
Mereka yang bijak tidak akan murka
Mereka yang peduli tidak akan mati


Alam kehidupan, saling menghisap
Mengabil hak menjadi kwajiban
Mencuri sebgai sampingan
Berbohong, kebiasaan
Mengujat jadi Syarat
Demi ambisi menguasai negeri
Demi kebanggan tidak berarti
Jabatan jadi rebutan
Biasa mengeruk kekayaan


Nafsu birahi terlampiaskan pada setiap perawan
Menumpuk kekyaan milik jutaan orang
Mengihisap darah  keringat saudara sebangsa
Hancurnya moral 
Tergilasnya etikan
Musnahnya cinta sesama




Malang 16 Juni 2012

June 14, 2012

Semangat

Jalankan apa yang ada dalam pikiran
Menghendaki jalan kebenaran
Berdasar keyakinan pencapaian
Mengejar target penentuan

Meninggalkan semua benturan dengan ketegasan
Mengambil prioritas demi hilangnya batas
Menambrak penghalang kemalasan
Mencapai keberhasilan 

June 13, 2012

Pertarungan Medan Pikiran

Berjuta pertanrungan dalam pikiran
Antara logika dan mistika 
Pertarungan panas antaranya

Antara logika dan dialektika 
Pertarung dalam turnamen gagasan dan kemalasan
Mengahcurkan medan pertahanan dalam kebahagiaan

Pikiran dalam ketegangan 
Hati menjadi wasit kemangan 
Tubuh melaju dalam ranah hasil pertarungan
Tidak kesampaian menjadi kegelisahan

Hati penghibur 
Membawa teduh kesabaran
Ketenangan atas belum ketercapian
Pertarungan hati dan kemauan
Gelisah tiada tara terus mendera

Sampai kapan dalam pertarungan
Dialektika kehidupan menjadi jawaban
Tercermin dalam kenyataan 
Entah tubuh masih bisa merasakan atau termakan zaman



June 12, 2012

Selesai Ujian SNMPTN

Satu dalam bahagia menuju derita baru
Setelah bergelut dengan ratusan soal ujian
Melepas ketegangan, Bergelut penasaran
Antara lulus dan gagal

Orang tua bergelut dengan dana
Tercukupi atau anaknya gagal
Menahan diri agar kebutuhan anak terpenuhi
Meski berkerja sampai malam hari pantang selesai
Sebelum keberhasilan anak tercapai

Haran yang penting harapan tercapai
Anak berhasil
Nasibnya jauh lebih baik dari dari dirinya
Berkorban tak masalah demi rasa bangga

Meski sistem begitu menggencatnya 
Keduanya tetap bersemangat
Mengejar peradaan demi kesejahteraan
Membekali diri dengan ilmu meski hasil tidak pasti
Belum lah tentu nasib akan berubah 

Dinamana pun tempat penghisap akan merajalela
Setiap sudut menjadi cela mengisap sesama
 

Saat Meninggalkan Semuanya

Semua akan terpecah pada waktunya
Selesai dalam misi yang tidak terhenti
Pasti akan terjadi pada detik menjadi
Tidak cuma terpikiri dalam sehari


Sampai pada tubuh kaku
Jiwa terbang
Hati tiada bermaksud
Pikiran tiada ber ide
sendi tiada gerak
Nadi berhenti sendiri

"Meninggalkan semuanya tanpa harum nama"

Inilah saat kembali tanpa di nanti
Cita-cita harus terlupa 
Entah generasi meneruskanya 
Hilang termakan Zaman ataw menjadi peradapan


by: cairudin

SNMPTN 2012

Jutaan kepala mengukuti dengan seksama
Mata mengarah pada jutaan huruf dan angka 
Demi nasib sejehtera, rela meski tubuh lelah
Mengadu nasib keluar daerah
Demi hilangnya kegelisahan dunia kerja
Demi kesengsaraan yang terus menggerus
Tubuh yang terhisap tanpa bahagia


Inilah alam nyata
Para siswa  yang mau masuk tak ubahnya bebek yang digiring
Diarahka untuk disembelih keuanganya
Dihisap oleh para penyelenggara


Cukup bodoh tiada pilihan
Ssistem penghisapann yang membanggakan
Bangku Kuliah
Bangku pembodohan masal 

June 11, 2012

Maksud Hati Akhir

Jalan diri dengan maksud hati
Hadapi misteri esok hari
Tanpa kehendak hati akan tertatih
Tanpa maksud yang dicapai akan tidak akan selesai


Maksud terlalu tinggi menjadi sakit hati
Dalam kecewa akan merana
Dalam gelisah akan sirna
Bukan itu yang sesuai


Masihkah akan terjadi
Hidup dalam sepi tanpa  maksud hati
Maksud untuk terus terpacu dalam diri
Mengalir dalam nadi semangat  
Terbentuk dalam implementasi
Terwujud dalam manfaat untuk sesama


Derasnya jebakan kegelisahan selalu didepan
Siap menghujam dalam ketidakpuasan
Tidak selesai dalam amarah gelisah
Sampai akhirnya sia-sia dirasa


Cairudin Malang 11.38 WIB

June 9, 2012

Ujung Penyesalan

Suatu penghormatan bukan kesalahan 
Yang bisa salah itu, apa bentuk penghormatanya...??
Sebuah kesalahan menjadi kenikmatan melupakan kesungguhan
Masuk alam bawah sadar tanpa  halangan

Inilah alam kenyataan yang tidak terasakan
Bukan  keinginan untuk mendapatkan pujaan 
Suatu bukan ketidak  pastian yang tidak dirasakan
Alam yang tidak bisa lagi dipikirkan
Melambung tinggi dalam dimensi 
Diatas dimensi pikiran

Begitu lama dalam dimensi nyata 
Bertumpuk menjadi jutaan salah
Baru terasa ketika berdampak nyata
Penyesalan yang akhir ujung pengalaman

 

Mengalirlah Semangat

Semangat dalam diri meski sendiri
Bersama diri terus mencari
Mengejar nilai kehidupan yang tersembunyi
Bukan berarti sombong diri
Tapi kenyataan yang harus dihadapai


Dalam ombak menerjang karang
Karang hambatan kehidupan
Mengejar pasir emas yang tidak terbatas
Terhampar bersama butiran pasir himtam kelam permasalahan
Juga sampah moral kehidupan


Dunia akan berubah seiring dengan usaha nyata 
Dalam kenyataan menrangkai perubahan
Meski sendirian dalam perjuangan
Sang santria tiada kesepian
Bersama cita-cita terus berusaha


Hamapran padang kemalasan bukan hambatan
Padang rerumputan bukan kenyamanan yang menghiurkan
Tumpukan emas hanya sebatas hiasan
Gemercik air pengunungan hanya sementara


Bukan, bukan itu semua
Tetap tegar dalam semua meski jalan telah berbeda
Mengalir dalam garis yang tertulis
Menjadi pondasi dalam setiap nadi
Pedoman dalam setiap langkah


Air mengalir akan tetap dalam satu muara
Jalan panjang akan tetap sampai
Meski tumpukan bebatuan takan terhenti
Semakin deras semangat mengalir





Menjadi Berarti

Dalam susah kita patut bertanya, kenapa..?
Dalam gelisah patut kita bertanya, untuk apa..?
Dalam sedih patut kita bertanya, apa arti..?
Dalam Masalah kita bertanya, Adakah hikmah..?


Inilah kenyataan dalam setiap kehidupan 
Dalam nadi kehidupan dan keseharian 
Pada siapa pun bisa terjadi dan bisa terjadi
Tak bisa dikira kapan dan dimana...?


Semua lebihkejam dari  yang disangka
Kehidupan manusia lebih terjajah dengan sesama

June 8, 2012

Hina Membara

Akulah sang hina Membara ...
Siap menrjang badai amarah
Siap menghancurkan segala dusta
Siap meleburkan serakah
Siap menjtuhkan langit kesombangan


Inilah diriku yang terus terpacu
Inilah tubuh terpompa darah semangat
Inilah nadiku mengalir nurani
Inilah pikiranku berlandas hakiki
Inilah hatiku berpodoman kata suci
Inilah dan inilah untuk  perubahan


Berdasar: ketertindasan diri
Keprihatinan bersaman 
Penjajahan kesadaran
Kematian nurani
Kenhancuran moral
Keserahan jabatan
Kerakusan kekayaan


Bukan musibah bangsa Tapi bagaimana kita merubahnya
Bukan nasib yang celaka tapi usaha harus nyata
Bukan  takdir sia-sia tapi kemauan untuk perubahan
Bukan cuma menanti Keniscayaan 
Semua harus segera dilakukan

Pendidikan Jungkir Balik

Dalam jalan pendidikan 
Mengantarkan manusia menuju dewasa
Menuju sejahtera dan bahagia
Mengejar ambisi membangun negeri
Mengukir sejarah untuk peradapan manusia


Menjadi ujung tombak perubahan
Menjadi senjata perlawanan
Menghacurkan penindasan dan penghisapan
Menghanguskan keserahkahan


Tapi apa kenyataan
Pendidikan berbalik arah dan tujuan
Pendidikan menjadi alat penghisapan dan pembodohan
Pendidikan menjadi belenggu kemandirian 
pendidikan menjadi duri negeri


Apa yang terjadi...???
Kenapa begini..???


Bukankah pendidikan menjadi pondasi
Pondasi keberlangsungan kemerdekaan
Dasar moral dan etika
Landasan mereka yang butuh bahagia bersama




By: Cairudin

June 7, 2012

Harusnya Kita Bertanya

Kenapa kita selaluh bertanya kebodohan dan keasalahan orang lain 
Kenapa kita tidak bertanya akan kebodohan diri
Bukan ketika kita bertanya atas kesalahan orang lain juga merupkan tindakan yang salah
Bukankah kesalahan butuh dibenarkan...!!!
Bukankah siapa saja bisa berbuat salah...!!!
Hanya kebenaran abadi yang tetap hakiki
Tetaplah hanya mereka yang meyakini....


Kebenaran manusia masih menyimpan berjuta pertanyaan
Pertanyaan untuk sesama manusia
Bukan manusia ketika tidak bisa bertanya
Dan menyimpan berjuta pertanyaaan ketika kita mengetahui kenyataan
Dan kenyataan menyimpan berjuta rahasia
Rahasia menyimpan berjuta mutiara
Mutiara bagi yang dapat menyibak nilainya


Dalam realita rakyat bertanya pada pemerintah
Kanapa nasib tetaplah sama
Sama dalam jurang derita kemiskinan dan penghisapan
Inilah kenyataan pertanyaan yang belum bisa terjawabkan
Siapapun mereka yang duduk di kursi jabatan 
Siapapun yang mampu hanya sebatas bisa bicara


Bicara dengan janji fatamorgana
Demi ambisi untuk menguasai negeri
Demi kepentingan pribadi
Demi ambisi untuk mengeksploitasi


Sesekali kita harus bertanya mengapa ini terjadi...??
Dicelah berjuta pertanyaan yang terjadi
Di alam pikiran yang sadar
Di alam sadar yang hakiki


Kenapa terjadi bertanya dua kali untuk Negeri ini
Kemiskinan dan kebodohan masih dirasakan
Kemiskinan menyebabkan tidak dapat mengakses pendidikan
Pendidikan yang dapat di akses tidak dapat membentuk kemandirian
Pendidikan, jika demikian bukankah alat yang membodohkan...??


Sekali lagi kita bertanya kepada mereka yang serakah..???
Selalu berambisi tidak membangun negeri
Menghacurkan nurani
Menghacurkan etika diri


Sekali lagi kita harus bertanya....??
Apakah moral dan hati nurani tidak bisa menjawab
Hancurnya harga diri
Hancurnya generasi negeri
Hancurnya saling berbagi dan memberi...


By: Cairudin

June 6, 2012

Penjajah Tiada Terasa

Dalam tawa melupakan masalah
Dalam senyum melupakan jenuh
Dalam canda melupakan gelisah
Dalam bahagia penuh beban merana


Sebagai fatamorgana sekilas mata
Secepat cahaya penerang gelap sementara
Hanya sekilas saja
Selamanya tetap dalam terjajah


Dalam belenggu penindasan
Penghisapan dalam yang tanpa dirasakan
Eksploitasi tenaga dan kepandainya
Kecerdasan terenggut dengan seksama
Lebih menyakitkan dari pengrukan kekayaan alam


Ekspoitasi emas dan berlian terlihat nyata
Bermain kebijakan agar lebih mudah
Mengeruk kekayaan sekalian manusianya
Bukan lagi penjajahan fisik
Penjajahan alam bawah sadar 
Tiada terasa terjajah


Masihkah kita bangga dikatakan Negara merdeka
Ketika Sekolah tidak bisa
Ketika Berobat kerumah sakit tidak bisa
Ketika makan hanya secukupnya
Berkerja harus lebih dari waktunya....







June 5, 2012

Susah Sampai Lepas Nyawa

Dalam jurang kebodohan 
Hanya kegelapan yang ada
Dalam setiap detik dihisap tanpa dirasa
Bukan menjadi salah pelakunya
Kesempatan dan sistemlah yang menjaratnya


Bukan kita yang salah juga
Bisa pula dia yang disalahkan 
Bukan mereka yang salah tidak mau belajar 
Tiada kesempatan itu yang menjadi kenyataan


Kebodohan menjadikan kita dalam jurang penjajahan tanpa dirasakan 
Kemiskin sudah menjadi kebiasaan yang harus dirasakan 
Siapa saja dan untuk semuanya
Negara tiada bisa untuk menjawabnya


Masihkah harapan dan kepercayaan kita berikan
Pada para pengusa negara yang serba serakah 
Pada mereka yang tiada pernah merasa susah
Bahagia menghisap saudara menjadi sloganya
Selama alam nyata, sampai liang kubur  

Purnama Derita

Dalam cerah purnama mengais cahaya
Mengumpulkan semangat melawan dingin
Dingin kesepian akan kesejahteraan
Melawan perih perut kelaparan
Hanya demi satu pertahanan
Bisa bertahan demi keberlangsungan hidup


Tapi hidup yang tetap susah dan derita
Hanya sebagai robot belaka
Berkerja untuk para tuan yang serakah
Menghisap darah keringat para pekerja
Inilah alam nyata para penjajah yang tiada terasa
Mengisap saudara sendiri tanpa henti


Mengapa begini, pertanyaan yang selama ini
Pertanyaan tiada jawaban sampai akhir Zaman
Terjawab dengan kenyataan perubahan pemikiran
Sampai kapan???


Sampai kesadaran utuh
Kesadaraan Ilmiah
Kesadaran nyata
Perubahan !!!




By: Cairudin

June 4, 2012

Ringan Melawan

Tiada terpakasa ketika hati bahagia
Unsur senyum mewarnai setiap langkah
Nadi berjalan tanpa tekanan 
Kaki tanpa getar melawan kepedihan
Tubuh ringan dalam perlawanan


Pertama yang harus dijalankan adalah kemauan
Dasar dari mau menjalankan segala nadi 
Setiap gerak menjadi segala darinya
Pondasi atas prilaku dan tindakan yang dikerjakan
Poros segala pencapaian cita-cita












June 2, 2012

Sempurna Tapa disadari

Pikiran manusia bisa berkembang 
Pikiran manusia bisa redup
Perkembangan dunia tidak lepasa dari perkebangan pikiran manusia 
Dunia yang begitu megah
Dunia yang begitu hina tidak lepas dari ulah manusia
Ulah dan tindakan manusia tidak lepas dari pikiranya

Pikiran adalah mutiara yang paling indah 
Pikiran juga bisa menjadi racun mematikan 
Inilah peradapan
Tidak pernah lepas dari dua sisi
Sisi perkembangan dan kehancuran
Inlah kenyataan dari filasafat cina
Jika salah satu tidak seimbang pasti akan guncang
jika satu kebanyakan 
jika satu lagi kekurangan maka ada penghisapan

Inilah jika yin dan yang
suatu keseimbangan dari roda kehidupan
Antara hak dan kwajiban
Antara upah dan dan tenaga
Antara aturan dan yang diatur 

Semua akan jadi nyata 
Semua akan jadi sempurna
Ketika menjadi tujuan bersama
Menjadi kesadaran utuh
Menjadi implikasi tanpa disadari 

By: Cairudin

June 1, 2012

Hancur Berarti

Mengejar mentari Meski tubuh tak berarti
Mengaisi kehidupan dalam puing kehancuran
Merebhakan dalam panasya
Agar beban masalah dan derita  tiada terasa
Meski daging akan mengering tapi tidak ada semangat itu kering
Meski tubuh telah hancur tapi tidak ada sebuah cita-cita itu mundur
Meski tulang tulah remuk tapi tidak ada idiologi tertekuk

Tubuh memang tiada berdaya tapi pikiran dan hati masih berkuasa
Mendorong semua materi menjadi satu inti
Mengikat semua elemen menjadi satu pemikiran
Menjadi satu muara kedamaian

Biarlah tubuh hancur asalkan semangat tiada kendur
Biarkan tubuh musnah asalakn cita-cita terjaga

By: Cairudin