December 26, 2013

Membuat Lebih Suatu Kenangan atau Hancurkan Kenangan

Sebagia lelaki, seorang Daka memiliki ketertarikan pada seorang wanita yang ia harapkan menjadi penyempurna dalam beribadah. Meski dalam tingkah dan kesehariannya ia seperti orang yang sangat cuek dan tidak peduli akan paras wajah yang cantik, akan tubuh purposional yang mengundang nafsu birahi.

Ketika membincang seorang cewek dengan teman-temanya, Daka lebih memilih diam, dan senyum-senyum kecil. Entah apa yang membuat ia demikian, seakan enggan untuk berpacaran dan memilki teman lawan jenis.

Namun serang terungkap apa yang tersembunyi dalam perasaan dan hatinya, melalui obrolan malam dan berteman dua cangkir kopi dan sebungkus rokok, kami menikmati obrolan kemarin malam,  di warung milik temen sendiri yang sudah memulai usahanya ini pada minggu kemarin.

Di meja pojok dekat pintu keluar, kami saling menuang cerita, bertopik pekerjaan. Namun pada titik tertentu ada perbincangan yang membuat Daka, bercerita apa yang selama ini membuatku penasaran, siapa sosok wanita spesial yang mampu membuatnya jatuh cinta?.


Berawal dari gaji dan kenyamanan kerja, Daka bercerita tentang gajinya. "Gaji pertamaku sudah jadi keong yang bisa kutunggangi setiap hari, meski gaji pertama belum cukup uang untuk membelinya tapi bermodal nekad untuk pinjam pada teman akhirnya terbeli juga, heheheh alhamdulillah" ungkapanya sambil senyum-senyum.
Aku pun hanya menganggukan kepala, dan  membalas cerita yang sama. "Aku dulu juga demikian ingin memilki motor sendiri dengan hasil keringat sendiri harus menabung dikit demi sedikit dan akhrinya terbeli juga" ungkap ku singkat.
Kemudian ku tanyakan kepada Daka, "Mana siput manis mu ko' gak kamu bawah kemari?"  tanya ku dengan tawa kecil.

Namun bukan balasan muka ceria yang ku dapat, justru raut kecewa yang keluar dari kerutan dahi dan pipinya, meski bibirnya tersenyum. " Hayo kemana siput kesayangan mu?" kejar tanya ku "katanya kemarin tidak mau dijual, tapi sekarang kok uda gak ada" imbuh ku, untuk membuka rahasia perasaan tersembunyi Daka.

Meski terlihat berat, akhirnya bibirnya berucap juga "Ah, kau memaksa ku, untuk curhat" ungkapnya, "hahahahha, gak papa biar ringan tu beban otak" ungkap ku biar ia bercerita.

"kemarin tak jual, bukanya terlalu butuh uang, karena ada keinginan untuk mendekati seseorang dengan keseriusan jadi tak jual, klu uang ku masih cukup untuk kebutuhan bulan ini," ungkapnya dengan nada malas.

"Bentar-bentar, dekatin seseorang maksudnya mau nembak cewek" sahutku dengan girang, dan tertawa kecil " hahahaha, kirain uda gak nafsu sama cewek, nafsunya sama cowok. Lanjut dulu ceritanya tar tak tanggapin," canda ku agar daka mau melanjutkan ceritanya.

"Iya kemarin aku ngerasa sempat dekat sama seseorang, tapi gak bakal tak tunjukin kamu siapa orangnya" ungkapnya dengan malu-malu. "hahahaha gak pa-pa gak disebutin tar juga tahu sendiri" sahut ku.

"Kita uda sering komunikasi, baik via sms, canting Fb dan WA, kadang juga telepon. dalam beberapa update status dan ungkapanya seakan orang yang dia maksud itu aku, namun ternyata bukan." 

" waduh kasihan, hahahhaha" ungkapku dengan bercanda. 
"Anjriit tunggu orang selesai cerita dulu baru tanggapin, dasar burung  nyahut aja" tegur Daka pada ku.
" Ya ane dengerin deh pek tuntas dan ampek lu puas, hehehe" bercanda sekaligus untuk menghiburnya. 

"Memang sebelumnya kita gak pernah bernubungan pasca ia uda lulus, namun entah kapan ia masuk dalam komen ku, tapi waktu pastinya kapan aq gak tahu. Nah mulai dari situ kita sering kontak-kontas komen-komen dan like status. Dalam beberapa statusnya juga kadang aku merasa itu bahwa yang ia maksud itu aku, tapi kadang juga bukan, kemarin ku coba untuk memastikan, ku tanyakan padanya ternyata ia sudah punya pacar, meski aku gak tahu siapa orangnya. Hati rasanya ndak karuan, padahal maksudku seumpama ia belum punya orang spesial atau pacar, mau ku tembak dia, meski bukan dengan ungkapan langsung (aku cinta kamu dsb) itu kan ungkapan anak jaman sekolah. Tapi bakal ku tanya dia apa mau tak belikan cincin tunangan meski perak?"

" widih suit banget kamu klu nembak cewek" sahut ku lagi. "Bentar belum selesai nich cerita dikit lagi"

"Nah dengan tujuan itu, kenapa si keong aku jual, ya paling tidak kalau mau serius dengan seseorang ada bukti seriusnya. Lagian itu juga motor kenangan, hasil gaji pertama, maunya ku buat kenangan yang lebih hebat lagi, tapi ya apa jadi...!!!" kemudian Daka sedikit terdiam "Udah, gini baru tanggepin" tutup Daka.

"Hehehe iya sory tadi kan terbawa arus certianya, Trus sekarang gimana?, galau?" tanyaku pada Daka.

"Ya gitulah, tapi masih biasa kok, gak terlalu dipikir tapi kepikiran. hahahhaha, tapi tar kalau jodoh kan juga dateng sendiri yang penting kan berusaha, masalah hasil, kan bukan kita yang menentukan" ungkapnya sambil menghibur diri.

"Bentar-bentar, berarti kan dia belum tahu kalau ente suka padanya, Dak?" tanyaku. "Belum" jawabnya polos.
"Ya jadi lelaki jangan pantang menyerah, masak belum tahu ditolak, gaknya uda nyerah, meski dia sudah punya cowok siapa tahu dia pilih ente, kan belum tentu. Baru kalau ente sudah mengunkapkan, dan dia bilang, saya menolakmu atau saya juga suka kamu itu baru jelas, kalau dia bilang saya sudah punya pacar, itu belum tentu dia gak suka sama ente. Yang punya suami saja bayak yang suka sama suami orang lain, apalagi yang cuma masih calon. Gak menuntut kemungkinan dia juga suka sama ente, seperti apa yang ente rasakan, sperti status-statusnya seperti yang ente ceritakan. hehehe sory jadi menggurui" celoteh ku untuk memberi semangat pada sahabat karib yang satu ini.

"Sory bukanya ane gak mau yang jelas-jelas seperti itu, tapi ya ini ane. Bukannya akan lebih jelas jika ane beliin cincin tanda jadi meski barang murah, daripada sekedar ungkapan cinta" sahutnya dengan penekanan intonasi sedikit maksa.

"Ya uda, sekarang gini saja, gimana dia tahu saja jika ente mau serius dengan simbol cincin tersebut, entah itu  selanjutnya dia milih orang lain juga gak masalah, yang penting perasaan dan ungkapan ente sudah tersampaikan, dari pada perasaan gak kesampaian tar jadi jerawatan...!!!" Nasehat kecilku kembali menghujani kegalaun Daka.

Tetapi aku tahu bagaimana Daka, ia bukan orang yang mudah untuk melakukan hal seperti ini, akan ada berjuta pertimbangan di otaknya, mulai dari takut menyakiti perasaan orang, jika memang orang yang dia sukai memang sudah menyukai orang lain, ia takut melukai hubungan orang lain yang sudah saling mencintai, karena baginya menyakiti orang, jauh lebih besar dosanya dari pada melanggar perintah Tuhannya.


Sekian dulu ceritanya, ini sedikit tambahan informasi untuk memperkuat istilah dan karakter.
Daka: Pemuda sederhana, bisa juga hidupnya masih belum mampan, meski sudah punya pekerjaan.
Siput: Motor Vespa tahun Tua
Aku: Penulis



No comments:

Post a Comment