August 27, 2013

Menafikan Wanita yang Suka

Entah ini pikiran dan asumsi ku sendiri, beberapa wantia serasa menaruh harapan pada diriku, dan ketika ku ketahui hal itu justru ku samarkan semua perasaanya.

Memang terkesan cukup disayangkan bagi seorang cowok banyak yang menyukai namun disia-siakan. Ini mungkin ungkapan yang tepat bagi seorang yang memiliki nama didink. Memang ia memiliki beberapa kelebihan, gaya bicara yang meyakinkan, tampang lumayan, pemikirannya aneh.

Tapi didink juga memiliki banyak kekurangan dalam kehidupanya, hatinya belum pernah tersentuh wanita spesial, ia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, hidup bebas tanpa ada yang membatasi kebebasanya. Waktu lebih banyak untuk bergadang bersama cangkir-cangkir kopi, bahkan tiada hari yang tertinggal dan juga ditemani asap rokok.

Selain itu kekurangan ia jarang memperhatikan dirinya sendiri, apa yang ada dinikmati saja, tidak mandi menjadi hal biasa baginya. Apalagi perawatan tubuh, seperti parfum, pelembab dan sebagainya seakan tidak pernah menyentuh kulitnya. 

Ya dia lelaki apa adanya dan tidak mengadakan apa yang sekiranya ia tidak bisa. Mungkin dari pengungkapan apa adanya dirinya ini yang menjadikan beberapa hati wanita menjadi tersentuh, semua kekuarangan ia tunjukkan ketika didink merasa ada seorang cewek yang suka padanya. Kemudia perlahan-perlahan pergi dengan sendirinya, hilang sudah komunikasi.

Yang dilakukan didink untuk menyamarkan perasaan wanita yang suka padanya bukan tanpa alasan, selama masa kuliah ia memang berjanji pada dirinya, jangan spesialkan seseorang sebelum  memperoleh gelar sarjana. Dalam bahasa kasarnya tidak pacaran selama masih dibangku perkuliahan.

Dalam pikiranya yang berbeda, sebab dalam berangkat menuju kota orang ia ingin mengubah diri dari bekerja dengan tenaga menjadi bekerja dengan pikiran yang tidak mengeluarkan banyak tenaga. Sebab sebelumnya kecelakaan besar pernah menimpah didink tulang paha dan selangkanya putus. Kekuatan tubuhnya tidak seperti masa remajanya.


Remaja desa yang sudah biasa mengangkat beban puluhan kilogram, sebab kehidupan di desa memang lebih banyak mengeluarkan tenaga dari pada pikiran. Setelah kecelakaan tersebut ia sudah tidak mampu lagi mengangkat beban puluhan kilo tersebut untuk hidup di desa seperti teman sebayanya.

Kemudian pemikiran didink dalam memandang pacaran cukup berbeda dengan teman-teman mahasiswa lainnya. Ia memandang pacaran bukan mencari kebahagiaan tapi justru mencari kesusahan. Seperti halnya temanya yang seperti tukang ojek pagi siang dan sore harus mengantar dan menjemput sang pacar.

Selain itu dalam pikiran didink jika pacaran mencari bahagia, dimana letak sukanya, dan dimana letak bahagianya. Ketika pacar dekat atau sekedar ngobrol dengan orang lain hati sudah merana. Kemudian pengeluaran pastinya juga lebih banyak untuk keluar kesana kemari.

"Ahh ini pikiran picikku" ungkap didink

Bersambung......

No comments:

Post a Comment