December 23, 2012

Ku Bukan Lacur

Sejak saat ia ungkapkan rasa sayang, ku abdikan cinta ku padanya, semua yang ku punya, ku berikan segalanya, bahkan muatira yang hanya di punyai sekali saja. Perasaan benar-benar hanyut dalam keindahan kemesraan yang engkau ciptakan. Benar kata pepatah "ketika cinta dikumandangkan semua serasa hilang" Entah kemana pergi kesadaran diri, yang tersisa hanya imajenasi keindahan dan kebahagiaan.

Hari-hari kami jalani serasa tiada beban, penuh pengorbanan,  keceriaan, semua aturan serasa tiada, norma hukum, agama entah kemana, tak peduli tempat umum, atau dimana pun, kami berbagi kemesraan. Terlihat irih berpasang-pasang mata, sedikit curiga, atas ulah kami berdua. Wajah curiga itu masih terus memandang, sampai gandengan tangan terlepaskan.

Sampai saat yang tak terlupakan hingga sekarang, kami lakukan dosa terindah, surga dunia kata para pecinta, kami lakukan dengan tanpa sengaja, menjadi candu dalam keseharian, melupakan diri bahwa kami tiada ikatan pernikahan.

Memang aku sadari cowok ku lebih agresif, lebih menuntutku untuk selalu pasrah, menyerahkan jiwa dan segala yang ku punya. Sedikit ku peringatkan "jangan sekarang, kita melakukan" wajah kecewanya begitu tampak, 'nafsu' cintanya menjadi amarah kecewa.

Jika sudah demikian tak mampu lagi ku melihat ia kecewa, tak mampu ku sakiti hatinya, tak mampu jika ia akan pergi karena kecewa padaku. Hal yang paling ku takutkan dia pergi meninggalkan ku, meninggalkan kebahagiaan yang telah lama kita susun bersama.

Ku bujuk rayu wajah kecewa, dengan pelukan mesra dari belakang, "Jangan begitu yank" ucapku.
"Kita akan lakukan segalanya ketika ikatan sudah ada" imbuhku tepat dibelakang telinganya, sambil kedua tanganku memeluk melingkar diperutnya. Kemuadian ia membalikan tubuhnya dan memeluku balik, kami saling berpelukan, serasa hangat tubuh itu merayapi semua pori.

Ku resapi dekapan itu, ku rasakan cintanya, ku rasakan segalanya, dalam kenikmatan tanpa ku sadari bibirnya telah mencumbuhi leher kiriku, tak mampu lagi ku menolak, diri ku telah hanyut dalam ambisi asmara bercinta, justru ku balik menciuminya. Tanganya bergeser kebawah masuk dalam kemaluan, benar-benar tak ku sadari semua berlangsung begitu indah. Sepertiga malam yang kita selesaikan dalam percintaan.

---*---

Setelah kejadian malam itu sering kami lakukan hal serupa pada hari-hari berikutnya, sebgaimana orang telah memiliki ikatan nikah.

Sampai saat ku sadari bahwa telah dua bulan hal itu kami lakukan, sampai saat kecewa melanda dada ketika ku katakan padanya aku tak keluarkan darah. Tapi bukan bahagia yang ku dapatkan ketakutan dan ketidakterimaan, lelaki ku justru mencaciku "Kenapa itu terjadi" Hujatnya sambil kedua tangannya memegang kepala.

Tak lama setelah kejadian itu justru ia lari dariku, ia pergi entah kemana, menghilang tanpa ada yang tahu. Kesedihan makanan harianku, kekecewaan memenjarakan ku, serasa tiada kehidupan lagi bagiku.

Belum dapat ku berkesimpulan, jika aku telah mengandung anaknya, sampai kuberanikan diri untuk periksakan diri, ku pergi kerumah sakit dan ku coba periksakan. Proses itu pun ku jalani sampai selesai dan aku tetap seorang diri menanggung semua.

Kenyataan yang berbanding terbalik dari kesimpulan kosongku, keadaan yang cukup menjadikan tanda tanya.  Ternyata saat ku baca hasil pemeriksaan dari sang dokter....  "Negatif" ku baca sekali lagi "Negatif" ketiga kalinya ku minta dokter menjelaskan secara medis "sebenarnya apa yang terjadi pada saya dok?" "Benar saya tidak hamil" pertanyaan keheranan yang bercercaan.
"Tidak" jawab doter dengan santun.

"Kamu hanya mengalami keletihan" sehingga beberapa sel darah menggumpal tidak keluar pada bulan ini, tapi tenang entar saya kasih resep, untuk ditebus obatnya, haid kamu besok pasti akan lancar" penjelasan dokter dengan wajah teduhnya.

Sejak saat itu ku tak percaya lagi pada laki-laki, semua lelaki dalam penilaianku munafik di depanya saja, menawarkan keindahan untuk dapatkan kenikmatan, setelah semua ia dapatkan pergi entah kemana.

Begitu indah kemunafikan yang ia gambarkan, semua menjadi sesuatu yang tak pernah ku percaya. Laki-laki mengedepankan nafsunya, beratasnamakan cinta, ia akan merenggut keprawanan dan lari dari kenyataan. Pesanku "Pangan pernah lakukan sebelum ada ikatan penikahan"


By: cairudin

inspirasi dari cerita kawan yang belum ketahui wajahnya..


No comments:

Post a Comment