November 3, 2012

Tetangga, Penarik Sampah

Wajah-wajah yang semangat menyambut pagi
Bersama gerobak sampah mengaisi secuil rizeki
Demi sang istri dan tiga anak bisa makan
Lekung pundak setiap pagi disandari besi
Melangkah bersama waktu, sang besi hancur sendiri

Nasib tetap sama, penarik sampah

Dini pagi, saat fajar menyambut, mengintip keberangkatanmu
Keluargamu masih tertidur pulas
Tanpa ragu melangkah, mengumpulkan sampah pada setiap langkah
Kadang engkau temukan sedikit harga, menghibur hati, tambahan rizki "barang ronsok yang laku dijual"

Sedikit-sedikit ditimbun depan rumah, meski berupa sampah
Itu cukup berharga, pada saatnya menjadi tambahan belanja

Tak mampu menyalahkan pada kenyataan, diri hanya bisa berikan ungkapan simpati
Kebuntuhan, apa yang akan bisa terkerjakan dalam meringankan
Hanya sapa tiada arti yang bisa ku beri

04 november 2012

No comments:

Post a Comment